Repost Mengenai Sejarah Perkereta Apian Di Majalengka

            Untuk postingan kali ini, mohon maaf ya sobat kalau saya repost dari postingan teman di blog http://infomajalengka.wordpress.com. Bukan maksud hati malas menulis, namun karena keterbatasan pengetahuan saya dan sumber informasi yang saya miliki. Seandainya saya menulis, saya takut terjadi banyak kesalahan, karena terstertang, tempat ini berada di wilayah Jawa Tengah yaitu Kota Majalengka. So, lebih enaknya, langsung saja yuk, kita simak pemaparan teman kita dari Majalengka mengenai "Sejarah Perkereta Apian Di Majalengka"
Jalur KA Kadipaten – Cirebon di sisi jalan raya pos di Jatiwangi pada Tahun 1940 (Perhatikan rel di kiri jalan). (Sumber: kitlv.pictura-dp.nl)

             Kereta api merupakan alat transportasi masal yang sejak saat ditemukan hingga sekarang tetap menjadi primadona dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan jaman. Moda transportasi yang lahir di Inggris dan masuk ke Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Jalur Kereta Api pertama di Indonesia dibangun dengan rute Samarang (Semarang) – Tanggung yang mulai dibuka pada tanggal 10 Agustus 1867.Pembuatan jalur pertama ini menjadi pintu gerbang perkembangan pesat pembangunan infrastruktur sang ‘ular besi’ di Indonesia. Jalur-jalur kereta api dibangun diberbagai daerah sepeti jalur Batavia – Buitenzorg (Bogor), Surabaya – Malang, hingga Samarang – Surakarta – Yogyakarta. Rute rute tersebut bukanlah dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda namun oleh perusahan swasta belanda bernama Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij atau disingkat NISM.


 Kereta Api Kadipaten – Cirebon dengan latar belakang Pabrik Gula Gempol (Palimanan). (Sumber: kitlv.pictura-dp.nl)

 Jalur KA Kadipaten – Cirebon di daerah Banjaran Sumberjaya. (Sumber: kitlv.pictura-dp.nl)

          Setelah itu pemerintah Hindia Belanda pun ikut membangun perusahan kereta api negara yaitu Staatspoorwegen atau SS serta membangun jalur-jalur KA diberbagai daerah baik dipulau Jawa, Sumatera, bahkan Sulawesi, setelah itu bermunculanlah banyak perusahaan kereta api swasta Belanda, mereka mengoperasikan kereta api serta membangun jalur-jalur KA-nya, dan salah satunya adalah jalur Kadipaten – Cirebon.
                   Jalur Kadipaten Cirebon dibuat oleh perusahan swasta belanda bernama Semarang – Cheribon Stroomtram Maatschappij atau yang dikenal dengan singkatan SCS. SCS merupakan pembuat dan pemilik jalur KA dari Kota Semarang hingga Kota Cirebon serta jalur-jalur cabangnya. Stasiun mereka di Kota Semarang adalah stasiun yang sekarang dikenal sebagai stasiun Semarang Poncol atau ketika dahulu bernama stasiun Semarang West. Di Kota Cirebon stasiun ujung mereka adalah Stasiun Prujakan. Jalur SCS yang menyusuri pantai utara ini dibangun untuk dimaksudkan sebagai akes untuk sarana transportasi untuk menghubungkan pabrik-pabrik gula dengan pelabuhan-pelabuhan yang ada. Sistem kereta api mereka pada awal mulanya adalah berkonsep tram atau kereta ringan dengan jalur yang berada di sisi jalan, namun kemudian untuk jalur utama mereka yatitu Semarang – Cheribon diubah menjadi konsep trein atau kereta pada umumnya. Perubahan ini tidak terjadi pada jalur jalur cabang KA mereka, termasuk Jalur KA Kadipaten – Cirebon.
 Bekas Jembatan KA di Ciputis Kadipaten

 Bekas Jembatan KA di Bojong Cideres Dawuan

 Bekas Tower Pengisian Air Untuk Lokomotif di Daerah Palasah

              Jalur KA Kadipaten Cirebon dibuat oleh SCS dan mulai dibuka pada tanggal 29 Desember 1901. Jalur ini menghubungkan Stasiun Prujakan dan Pelabuhan Muara Jati Cirebon dengan beberapa pabrik gula seperti pabrik gula Surawinangun, Gempol, Parung Jaya, Jatiwangi, dan Kadipaten. SCS mempunyai jalur khusus masuk ke kompleks pabrik gula guna mengangkut hasil produksi dari pabrik gula tersebut.

 Bangunan Bekas Gudang Stasiun Kadipaten.

 Sisa Rel KA kadipaten – Cirebon di Jalan Brawijaya Kadipaten.

           Area di Utara Alun-alun Sutawangi, bekas area Stasiun Jatiwangi.

              Jalur Kadipaten – Cirebon mayoritas terletak bersebelahan dengan jalan raya Bandung – Cirebon. Begitu pula dengan stasiun atau halte kereta api terletak berada di pinggir jalan raya. Ini daftar stasiun dan Halte di Jalur KA Kadipaten – Cirebon di wilayah Kabupaten Majalengka.
  • Kadipaten.
  • Cideres.
  • Kasokandel.
  • Baturuyuk.
  • Jatiwangi.
  • Ciborelang.
  • Palasah.
  • Bongas.
  • Prapatan
               Kereta api yang melayani jalur Kadipaten – Cirebon beroperasi sebanyak 4 kali perjalanan yaitu 2 kali keberangkatan dari Kadipaten dan 2 kali dari Cirebon. Kereta berangkat pagi dari Kadipaten dan Sore kembali lagi menuju Kadipaten. Kereta tak hanya mengankut penumpang tetapi juga hasil bumi bahkan ternak. Bahkan daun jati untuk nasi jamblang pun diangkut menggunakan kereta ini, karena para pedagang nasi jamblang harus mengambilnya dari kawasan hutan jati yang saat itu banyak terdapat di wilayah Kadipaten.

            Kejayaan kereta api meredup di era tahun 70-80an, begitu pun jalur kereta api Cirebon – Kadipaten dengan kondisi jalur yang bersampingan dengan jalan raya semakin membuat kereta ini kalah bersaing dengan moda transpotasi jalan raya. Hingga pada tanggal tahun 22 Juli 1978 jalur ini resmi ditutup dan dinon-aktifkan. Saat ini jalur KA Kadipaten – Cirebon hanya meninggalkan sedikit sisa-sisa kejayaan pada saat masih beroperasi. Mayoritas rel KA sudah hilang entah dicabut pihak PT.KAI atau hilang dicuri pihak yang tidak bertanggung jawab. Pondasi dan pilar jembatan KA masih banyak tersisa, misalnya Jembatan Ciputis, atau Jembatan Bojong Cideres. Terdapat juga tower air untuk mengisi air lokomotif di daerah Palasah.
          Stasiun? Sisa-sisanya hampir sulit diketemukan namun lokasinya masih tetap dapat ditemukan, misalnya sisa gudang stasiun Kadipaten yang terletak pojok perempatan Kadipaten, Stasiun Kadipaten kini menjadi Bank BJB Kadipaten. Dulu terdapat 4 jalur di Stasiun Kadipaten, dan satu jalur cabang menuju Pabrik Gula Kadhipaten, serta terdapat turntable (tempat pemutaran lokomotif) namun sayang saat ini sudah tidak berbekas sama sekali. Stasiun Jatiwangi terletak di utara Mesjid Agung Jatiawangi yang kini menjadi pertokoan. Dulu Stasiun Jatiwangi pun terdapat 4 jalur KA yang terbentang mulai dari depan Koramil Jatiwangi sampai timur Alun-alun Jatiwangi, dulupun ada gudang stasiun di depan Alun-alun Sutawangi namun setelah ada penataan alun-alun 4 jalur KA dan gudang KA hilang tak berbekas.
            
               Kereta Api tercatat dalam sejarah pernah lalu lalang di Kabupaten Majalengka +- selama 77 tahun sebelum akhirnya “sang ular besi” menyerah oleh perkembangan jaman. Akankah Kereta Api hadir kembali di Majalengka? Kita tunggu saja.
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar