Jalan-jalan Ke Stasiun Kalimenur Kulon Progo Yogyakarta

      Selamat pagi sahabat spoor..!!!, kalau pada postignan sebelumnya saya mengajak teman-teman untuk mampir ke daerah perlintasan kereta api untuk menikmati pemandangan khas alam Kulon Progo. maka pada, postingan kali ini saya akan mengajak teman-teman untuk mampir melihat-lihat keadaan Stasiun kalimenuir di tahun 2014 ini.

Stasiun Kalimenur tampak dari sebelah Barat
(Telihat kondsinya yanbg sudah tidak terawat dengan banyak coretan pada dindingnya)

      Saya sendiri mendapatkan informasi mengenai stasiun yang satu ini dari petugas yang berjaga di Stasiun Sentolo. Dan setelah saya mengeceknya di internet, saya menjadi ingin untuk melihatnya secara langsung di lokasi tersebut. Dalam wikipedia disebutkan, bahwa dahulunya Stasiun ini merupakan Stasiun yang dibangun dalam proyek pambangunan jalur kereta api Yogyakarta-Bandung-jakarta. 

Bangunan stasiun yang tampak dari jalur perlintasan KA
(Secara fisik bangunan ini memang masih utuh dan berdiri kokoh)

       Dibangun sejak tahun 1700 an dan ditutup semenjak tahun 1800 sekian (maaf kalau saya tidak ingat tahunnya secara pasti, karena bisa sobat lihat di wikipedia hehehe..). Dalam informasi wikipedia juga disebutkan bahwasannya, stasiun ini dahulunya juga disebut sebagai Stasiun tahu, dikarenakan banyaknya pedagang tahu yang naik dari stasiun ini, untuk berjualan di Yogyakarta.

Bangunan stasiun yang diambil gambarnya dari sebelah Timur
(Terlihat lokasinya yang memang masih berada disekitar persawahan dan pemukiman yang jarang penduduk)

       Diumurnya yang semakin renta kini, stasiun ini masih berdiri kokoh ditengah-tengah gfeliatnya dunia yang semakin berkembang pesat. Seoalh menjadi saksi bisu dari perjalanan perkeretaapian di Indonesia. Sebuah perjalanan, yang masih banyak menyimpan akan cerita-cerita kebangkitan dan perjalanan si ular besi du tanah Jawa.


Bangunan tua yang menjadi saksi bisu sejarah perjalanan perkeretaapian Indonesia

Bagi teman-teman yang ingin mengunjungi lokasi Stasiun ini dapat mengunjunginya dengan melalui jalan raya Wates-Yogyakarta. Diaman lokasi Stasiun Kalimenuir ini, terdapat di Desa Sukoreno Kulon Progo Yogyakarta. Lokasinya cukup mudah dijangkau dengan kendaraan karena berada di jalan desa tersebut.

      Bangunan stasiun yan diambil gambarnya dari posisi pingir jalan desa
(Tampak jendela besar yang menjadi sebuah ruangan pegawai)

         Saya beserta teman-teman saya tiba dio stasiun ini sekitar pukul 12.00 siang. Dimana suasana sekitar tampak amat langeng dan sepi. Hal ini tentu saja membuat saya berfikir bagaimana dengan keadaan puluhan tahun yang lalu saat stasiun ini masih beroprasi. Secara bangunan terlihat masih tampak utuh, dengan gaya khas bangunan stasiun-stasiun kecil lainnya yang ada di Indonesia.

       Perlintasan KA menuju arah Barat setelah melintasi Stasiun Kalimenur

        Terdapat ruang tunggu sebagai ruangan yang langsung menghubungkan antara depan stasiun dengan peron stasiun, serta ada sebuah ruangan yang mungkin berfugnsi sebagai ruang pengurus atau pegawai yang masih tertutup dengan gembok. Pada bagian depan terlihat ruangan tersebut terdapat jendela besar khas gaya bangunan eropa. Dan pada bagian dalamnya terdapat seperti jendela kecil (yang mungkin sebgai tempat untuk menjual tiket). Dan pada bagian ruangan yang menghadap ke rel terdapat pintu dan masih terkunci hinggga sekarang.


       Dugaan saya dulunya perlintasan disini merupakan sebuah daratan yang lebih rendah dari bangunan stasiun ini. Hal ini dapat saya lihat dari sisa-sisa bangunan yang masih tertinggal seperti batuan yang mungkin berfungsi sebagai emplasment stasiun dan masih tertinggal di lokasi tersebut. Akibat peninggian jalur perlintasan maka bangunan tersebut tertanam dibawahnya.

bangunan yang penuh dengan ceria yang tak sempat dikabarkan

        Saya hanya dapat berharap, agar bangunan-bangunan yang penuh akan nilai sejarah ini (meskipun terlhat kecil) untuk dapat kita jaga bersama-sama kelestariannya. Karena bangunan ini memang menyimpan banyak sekali cerita untuk kita dengarkan dari keheningan dan kebisuan abangunan tersebut, mengenai catatan perjalanan si ular besi yang ada di tanah Jawa khususnya. Mungkin akan ada banyak stasiun kecil lainnya, yang entah masih berwujud atau tidak yang harus kita jaga bersama.

Pintu yang masih terkunci hingga sekarang, entah apa yang ada di dalamnya

   Dari perjalanan ini saya mendapatkan banyak tentang arti sbuah sejarah. Lokasi ini cocok bagi teman-teman yang senang akan pelajaran dan jelajah sejarah budaya. Selain itu, untuk teman-teman yang hobi dengan fotografi tempat ini jgua bisa menjadi salah satu tempat tujuan hunting foto. Semoga postignan kali inidapat membantu teman-te,man semua untuk mendapatkan informasi yang sobat butuhkan. Jaya Selalu Kereta Api Indonesia..!!!!

bangunan ini dulunya adalah toilet, atau kamar mandi stasiun ini

Terlihat batu-batuan dasar yang mungkin duluna merupakan emplasment stasiun, kini sudah tertutupi oleh perlintasan baru


Bangunan stasiun terlihat dari arah Timur


Bangunan stasiun tam0pak dari arah Barat, yang mana sudah mulai kusam dan dipenuhi dengan banyak tulisan

Plafon yang terbuat dari anyaman bamboe yang masih tersisa dari bangunan ini. Mengingatkan saya akan rumah nenek saya di Mojokerto.

Dinding stasiun yang mulai berlubang dan penuh dengan kotoran tanah dan coretan.

Atap stasiun yang juga tampak berlubang





Jendela besar yang masih terlihat kokoh dengan seiring dengan perjalanan waktu

Tampak dari arah Timur jalan desa

Stasiun itu terletak di lokasi tersebut


Tidak ada komentar:

Posting Komentar