Selamat pagi sobat semua dan
Salam Spooor.....!!!!!! Setelah saya mengajak sobat semua untuk jalan-jalan
melihat kondisi Stasiun Medari yang saat ini telah beralih fungsi menjadi
perpustakaan desa dan pos yandu, maka kini giliran saya akan mengajak sobat
untuk kembali jalan-jalan melihat kondisi Stasiun Tempel. Stasiun Tempel
merupakan stasiun terminus yang berada di wilayah Yogyakarta, karena setelah
stasiun ini akan ada sebuah sungai Krasak yang juga merupakan batas wilayah
antara Propinsi DIY dengan Jawa Tengah. Jarak stasiun ini tidak terlalu jauh dari jalan raya
penghubung Magelang-Jogja, dari jalan raya kita hanya cukup berjalan sektiar
kuran glebih 100 meter ke arah Selatan.
Untuk sampai ke bangunan sendiri
aksesnya sangat mudah, karena memang juga terdapat jalan raya yang saya duga
dulunya adalah rel kereta api. Jalan tersebut berada tepat di sisi kiri jalan
Magelang sebelah Selatan. Dari jalan tersebut nantinya kita akan melihat banyak
terdapat batang rel yang dulunya berfungsi sebagai tiang telegraph. Setelah
kurang lebih 100 meter kita akan melihat sebuah bangunan yang konstruksinya
mirip dengan Stasiun Medari dan tidak jauh berbeda jug adengan stasiun-stasiun
mati lainnnya yang berada di Yogyakarta seperti Stasiun Kedundang, Montelan,
Bantul, Palbapang.
Akses jalan menuju Stasiun Tempel
Model bangunanya hanya terdiri
dari satu buah bangunan yang sudah menjadi satu dengan ruang tunggu, ruang
PPKA, dan juga ruang pembelian tiket. Di sisi Selatan stasiun terdapat bangunan
seperti gudang yang saya menduga dulunya juga merupakan bagian dari emplasemen
stasiun tersebut. Kemungkinan dari dugaan saya tersebut terlihat dari luas
wilayah patok tanah milik PT KAI yang memang bentuknya tidak jauh berbeda
dengan stasiun aktif saat ini yaitu kecil saat memasuki stasiun dan terdapat
tanah luas di tengah stasiun sebelum akhirnya mengecil kembali ke satu jalur
kereta.
Sepertinya saat masih aktif terdapat banyak jalur rel di area ini
Bangunan gudang itu sendiri saya
juga tidak tahu digunakan sebagai apa, namun bangunanya saat ini masih cukup
terawat. Bagian pintu, atap, dan dinding bangunan masih utuh. Pada sisi sebelah
Timur sebelum bangunan stasiun juga terdapat sebuah tiang yang menyangga sebuah
drum yang saya duga merupakan drum untuk air bagi lokomotif uap saat itu.
Stasiun Tempel sendri saat ini masih berdiri kokoh dan terawat, dikarenakan
bangunan bekas stasiun tersebut telah beralih fungsi menjadi taman kanak-anak,
sebagaimana stasiun medari yang beralih fungsi menjadi pos yandu. Namun lantai
dari peron stasiun tersebut masih tetap utuh menggunakan ubin kuning khas bangunan
masa kolonial.
Sepertinya ini dulunya adalah bekas tandon air stasiun
Jalan menuju gudang penyimpanan (saat ini batang rel menjadi garis pembatas lapangan bulu tangkis), tanah ini masih milik PT KAI
Entah bekas bangunan apa
Masih terlihat batang rel yang ada di permukaan
Patok milik PT KAI yang berada di sisi bangunan sebelah Timur
Stasiun Tempel dilihat dari jalan yang dulunya bekas jalur rel
Bangunannya masih utuh terawat
Bangunan dilihat dari sisi sebelah Barat
Pagar ini adalah bangunan baru
Lantai yang masih asli
Beralih fungsi menjadi TK
Sedikit-sdikit mash terlihat bekas batang rel
Tanda panah merah menunjukkan lokasi bangunan stasiun diliht dari jalan Magelang
Bekas rumah dinas, dan masih berdiri kokoh
Pada sebelah Barat staiun saat
ini telah ramai menjadi pasar Tempel, namun dari balik kerumunna keramaian
pasar tersebut saya masih dapat menemukan sebuah rumah yang menjadi salah satu
aset milik KAI. Rumah tersebut merupakan rumah dinas milik KAI yang tepat
berada di sebelah Barat sebelum jalur kereta melintas di atas sungai Krasak.
Nah sobat, demikianlah sedikit informasi yang dapat saya bagikan kepada sobat
semua. Semoga sedikit informasi ini dapat berguna bagi sobat semua, dan jangan
lupa untuk terus mengikuti sejarah perjalanan dan pesona keindahan kereta api
Indonesia hanya di Dipo Lokomotif Mojosari, sampai jumpa pada postingan
selanjutnya... Jaya Selalu Kereta Api Indonesia....!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar