KA Jayakarta Premium rangkaian Panjang |
Jalur ganda sesi Purwokerto sampai dengan Kroya selesai, dilanjutkan dengan tahap dari Kroya sampai dengan Kutoarjo, Solo sampai dengan Madiun, Madiun sampai dengan Jombang, dan terakhir Jombang sampai dengan Mojokerto yang menjadi sesi terakhir dari proyek jalur ganda lintas Selatan. Pembangunan jalur ganda tentu memberikan banyak kelebihan ketimbang jalur rel tunggal, pertama, dengan adanya jalur danga, maka persilangan antara dua KA dapat dihindarkan, sehingga tidak ada lagi tunggu untuk bersilang di beberapa stasiun. Kedua, dengan adanya jalur ganda volume angkutan KA dapat ditambah perjalanannya, karena tidak lagi membutuhkan persilangan yang memakan waktu. Ketiga, dengan tidak adanya persilangan, maka panjang jumlah rangkaian kereta dapat ditingkatkan (tidak menganggu emplasemen stasiun dari wesel persilangan seperti pada saat jalur tunggal). Maka tidak heran, hadirlah rangkaian-rangkaian kereta api yang lebih panjang dari biasanya. Untuk sobat semua ketahui, pada saat jalur tunggal, panjang rangkaian KA penumpang dibatasi hanya boleh membawa 12 kereta penumpang. Hal tersebut dikarenakan, panjang KA disesuaikan dengan kemampuan stasiun-stasun yang ada untuk melayani persilangan antar KA. Maka, dengan adanya jalur ganda, persilangan antar KA di stasiun tidak perlu ada lagi. Oleh karena itu sangat memungkinkan bagi operator KA untuk menambah jumlah rangkaian, dari yang sebelumnya 12 menjadi 15 kereta atau bahkah bisa lebih, tergantung dari kemampuan torsi lokomotif untuk menarik beban rangkaian.
Tidak hanya dari faktor teknis struktur bangunan, saya melihat ada juga dari faktor keadaan, dimana PT KAI sebagai operator KA di Indonesia, mencoba untuk memaksimalkan rangkaian yang beroperasi, menginggat terdapat beberapa rangkaian KA yang tidak jalan diakibatkan minimnya okupansi. Oleh karena itu, untuk meraup okupansi yang ada, maka tidak salah memaksimalkan KA yang beroperasi. Ambil saja contoh KA Gaya Baru Malam Selatan, dimana rangkaian KA ini memiliki rute yang sama dengan KA Jayakarta Premium, yang membedakan antara keduanya hanya pada layanan kelas dan juga jam pemberangkatan, dimana KA GBMS berjalan dengan layanan kelas ekonomi AC plus (interior K3 12-14 khas Bogowonto/ Jayabay), dan juga layanan eksekutif. Sedangkan KA Jayakarta memiliki layanan premium. Dari segi harga yang ditawarkan sepertinya tidak jauh berbeda, dan kelasnya juga tidak jauh berbeda, adapun untuk penumpang yang ingin menikmati layanan kereta kelas eksekutif dengan rute yang sama, dapat menggunakan layanan KA Bima yang juga beroperasi.
Terlihat dari jauh |
Untuk mencoba mengecek hal itu, beberapa hari ini saya membuka aplikasi akses untuk melihat jumlah kursi yang tersedia. Dari hasil pantauan saya beberapa hari ini, saya dapat melihat okupansi kereta ini daapt dikatakan tergolong cukup ramai ya sob, meski masih di tengah pandemi dan sulitnya adminsitratif untuk naik KA. Meski demikian, perjalanan dengan KA memang tetap lebih asyik sobat, apa lagi untuk jarak tempuh yang cukup jauh. Oh iya, saya ingin menyampaikan juga kelemahan dari rangkaian panjang yang ada saat ini. Beberapa kelemahannya adalah, rangkaian KA ini tidak boleh berhenti di sembarang stasiun, terutama pada petak Mojokerto sampai dengan Wonokromo yang masih merupakan jalur tunggal. Kedua, sepertinya, tidak semua stasiun yang ada di jalur selatan sudah siap untuk rangkaian ini, dimana masih banyak peron stasiun yang hanya didisesain untuk panjang maksimal rangkaian 12 kereta. Mungkin itu aja sih sob, yang dapat saya sampaikan. Berikut beberapa gambar yang berhasil saya abadikan dari rangkaian KA Jayakarta Premium. Selamat menikmati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar