Sejarah Panjang Perjalanan KA Penataran di Jawa Timur

Kereta Api Penatara adalah salah satu kereta lokal legendaris yang melayani rute antara Surabaya - Blitar melalui jalur selatan Jawa Timur. Dibuka sejak zaman kolonial Belanda, kereta ini tidak hanya menjadi moda transportasi penting, tapi juga saksi sejarah perjalanan masyarakat Jawa Timur dari masa ke masa. Nama “Penataran” diambil dari situs Candi Penataran, kompleks candi Hindu terbesar di Jawa Timur yang terletak di Kabupaten Blitar, menggambarkan bahwa kereta ini membawa penumpang menyusuri jejak peradaban dan kebudayaan klasik Jawa Timur. Salah satu fakta unik dari KA Penataran adalah frekuensinya yang tinggi dan jalurnya yang panjang, menjadikannya kereta lokal dengan salah satu jumlah pemberhentian terbanyak di Indonesia, yakni lebih dari 30 stasiun. Kereta ini menghubungkan kawasan metropolitan seperti Surabaya dan Sidoarjo dengan kota-kota budaya dan agraris seperti Malang, Kepanjen, dan Blitar. Karena menyusuri jalur yang padat, Penataran menjadi pilihan utama masyarakat menengah dan pelajar untuk bepergian harian, terutama dari Malang ke Surabaya atau sebaliknya, dengan tarif yang sangat terjangkau berkat subsidi pemerintah (PSO).

Hal menarik lainnya, KA Penataran sering disebut sebagai kereta rakyat karena suasana khas yang tercipta di dalamnya. Tak jarang para penumpang saling bercakap, membawa barang dagangan, bahkan terkadang musisi jalanan turut serta menghibur. Suasana ini mencerminkan denyut sosial-budaya masyarakat Jawa Timur yang hidup dan dinamis. Kereta ini juga menjadi saksi bisu perkembangan kawasan pinggiran kota yang kini tumbuh menjadi kota penyangga utama, seperti Lawang, Kepanjen, dan Wlingi.

Seiring modernisasi, rangkaian KA Penataran mengalami pembaruan armada dengan kereta ekonomi ber-AC dan sistem reservasi daring. Namun, yang menarik, kereta ini tetap mempertahankan kesan “akar rumput” yang membedakannya dari layanan kereta lain Penataran bukan hanya alat transportasi, tetapi juga bagian dari identitas sosial masyarakat setempat.

















 Maka tak heran jika KA Penataran bukan hanya dikenal karena rutenya yang panjang dan tarifnya yang murah, tetapi juga karena ia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan harian, ekonomi, dan budaya masyarakat Jawa Timur selama puluhan tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar