Sepenggal Kisah Sejarah Perkeretaapian di Semarang

       Setelah memposting tentang foto-foto jadoel mengenai Lintasan Jalur Kereta Buitenzorg-Soekaboemi, kini saya juga akan memposting mengenai sepengal sejarah kereta api yang pernah ada di Kota Semarang. Hal ini akan semakin memperkaya khasanah perkereta apian yang pernah ada di Indonesia sebelum pada akhirnya semua itu hanya menjadi sebuah kenangan masa lalu. Sebuah bangunan, sinyal, hingga rel-rel yang masih tertanam didalam tanah dapat menjadi saksi bisu tentang perkeretaapian yang pernah mengalami masa kejayaan di masa lalu.

      Meskipun masih dipegang oleh perusahaan swasta Belanda, namum paling tidak kereta api pada saat itu menjadi transportasi unggulan dari pada transportasi jalan raya. Sebuah konsep pembangunan transportasi masa depan sebenarnya sudah ada pada bangunan-bangunan peninggalan kereta api masa lalu. Namun riwayatnya kini hanya menjadi sebuah kisah yang diabadikan dalam selembar foto dari album-album lama.

Adapun foto-foto berikut kami ambil dari Forum Kereta Api Miniatur kiriman dari Petruk Asolole dengan judul album "Semarang, Kereta Api Indonesia Ground Zero".

 lokomotif SJS Mij

 Tambaksari Semarang, sekarang merupakan kampung SPOORLAND hunian padat dan kumuh di kawasan Ronggowarsito Semarang. Kumuh karena sekarang kawasan ini merupakan kawasan rob di Semarang. Sebelum Lawang sewu dibangun, (berkisar 1903) semua kegiatan Namlooze Vennotschaap Nederlandsch Indisch Spoorweg Maatschappij diselenggarakan di sini

 Stasiun Jurnatan, dikenal pula dengan stasiun Central Semarang, milik Semarang Joanna Stoomtram Maastchappij (SJS) tahun 1930-an


 passcar K2 Semarang Joanna Stoomtraam Maastchappij (SJS Mij)

 Kantoor Nederlandsch Indische Maastchappij dengan trek stoomtram di era 1930-an

 Stasiun Joanna (Yuwana) sekarang

 Stasiun Jurnatan (SJS) sekarang sudah rata tanah dan menjadi kompleks pertokoan

Pandangan dari Bodjong-plein (sekarang Jl. Pemuda


Tidak ada komentar:

Posting Komentar