Fakta Unik Kereta Api Indonesia

      Saat terbangun dari tidur saya papa pagi hari ini terbesit sebuah keinginan untuk menulis mengenai berberapa fakta unik terkait dengan kereta api Indonesia. Saat saya kembali bertanya kepada diri sendiri, memang ada ya yang unik dari kereta api Indonesia? saya kembali berfikir keras untuk mencari beberapa keunikan-keunikan yang ada pada kereta api di negara kita. Maka hasil meditasi saya beberapa menit yang lalu kembali saya tuangkan dalam tulisan ini. Mugnkin bebeapa poin ini hanya hasil dari pendapat dan pengetahuan pribadi saya yang masih amat sangat terbatas (maklum masih nubito gan,, hehehehe). Tapi sekiranya sobat semua memiliki pendapat dan pandangan lain mengenai hal yang unik dari kereta api kita, boleh sekiranya menambahkan hal-hal unik tersebut. Untuk hal unik pertama kita mulai dari..



Jumlah Rangkaian Kereta
      Setiap jumlah rangkaian kereta api maksimum yang diperbolehkan di Indonesia adalah 12 rangkaian kereta api yaitu satu lokomotif dan 12 gerbong. Hal ini terkait dengan panjang emplasmen stasiun yang ada di Indonesia. Yang mana, baik staisun kecil dan stasiun besar yang ada memiliki daya tampung 12 rangkaian kereta api yang berfugnsi sebagai jalur langsir jika berpapasan dengan kereta api lainnya dari arah berlawanan. Jika terlalu panjang dikhawatirkan emplasmen tersebut tidak dapat menampung panjang seluruh rangkaian kereta api dan berakibat pada terserempetnya rangkaian yang terparkir.

Batas Parkir Lokomotif
      Entah tanda batas maksimum parkir lokomotif ini sudah ada sejak tahun berapa. Namun seingat saya pribadi, saat saya masih kecil sekitar tahun 1990 an. Batas berhenti lokomotif ini belum ada, kalaupun ada itu juga sebuah tuisan "batas berhenti lokomotif'. Namun saat ini, tulisan tersebut diganti dengan sebuah simbol palang berwarna putih dengan latar belakang warna hitam. Yang mana masinis harus menghentikan lokomotif sebelum melewati rambu tersebut. Hal ini untuk menghindari tabrakan dengan kereta lain yang dakibatkan rangkaian akhir kereta tidak terparkir secara sempurna.




Gerbong Aling-Aling
      Tanggal, hari, minggu, bulan, dan tahun keberadaannya sendiri saya juga kurang begitu tahu. Seingat saya, saat tahun 2011, yaitu saat saya ke Surabaya dengan menggunakan kereta api lokal Penataran dari Malang, sudah terdapat gerbong kosong di depan dan akhir rangkaian. Yang unik dari gerbong tersebut adalah, tidak terdapat bangku penumpang didalanya, sehingga hanya seperti gerbong barang dengan ruangan yang kosong. Namun saat itu para penumpang yang tidak mendapatkan tempat duduk masih diperbolehkan untuk duduk dan menempati gerbong tersebut. Mungkin karena pintunya masih terbuka dan juga masi merupakan masa-masa peralihan sistem baru menejemen PT KAI. Yang mana setiap rangkaian kereta memiliki gerbong ini sebagai gerbong pengaman saat terjadi kecelakaan kereta.

Jenis Gerbong Aling-Aling
       Jenis gerbong aling-aling sendiri tergantung dari rangkaian kereta api tersebut. Pada kereta api lokal gerbong aling-aling menggunakan gerbong-gerbong kosong yang sudah tidak terpakai. Sedangkan pada rangkaian kereta api jarak jauh, gerbong aling-aling menggunakan kereta pembangkit ataupun kereta makan. Namun tak jarang pula yang juga menggunakan gerbong begasi.

Beda Kelas, Beda Kecepatan
      Hal inipun merupakan hal yang baru saya ketahui dimana setiap gerbong memiliki kelasnya masing-masing dan setiap kelas memiliki kenyamanan dan fasilitas berbeda. Saya mendapatkan informasi ini dari teman saya yang kebetulan menjadi masinis (Angga Dwi Septian). Dimana terdapat perbedaan kecepatan lokomotif saat berlari menggunakan rangkaian ekonomi, bisnis, maupun eksekutif. Saat membawa rangkaian ekonomi kecepatan kereta hanya maksimal (kalau tidak salah) 60-70. Sedangkan saat membawa rangkaian kelas bisnis bisa mencapai 80-90. Dan saat membawa rangkaian kelas eksekutif dapat mencapai kecepatan maksimal yaitu 120 Km/ jam.


Kelas Pada Gerbong Kereta
        Terdapat tiga kelas pada opelayanan kereta api Indinesia, yaitu ekonomi, bisnis, dan eksekutif. Dimana kesemua kelas dapat kita bedakan dari warna dan desain gerbong. Meskipun terdapat satu lagi yaitu Ekonomi AC namun dari segi desain dan fasilitas tidak berbeda jauh dengan kelas ekonomi pada umumnya. Pada kelas ekonom, desain tempat duduk didesain saling berhadap-hadapan dan dibuat permanen. Dimana ada yang dapat menampung hingga 3 penumpang. Pada kelas bisnis, posisi tempat duduk dapat diubah dengan mengubah maju atau kebelkanag sandaran pada kursnya. Dan setiap kursi hanya menampung dua penumpang (lebih nyaman dari kelas ekonomi). Dan pada kelas eksekutif, kursi sangat nyaman karena tak ubahnya seperti sofa, penumpang dapat lebih leluasa bergerak. 

Mungkin itu dulu ya sobat, soalnya saya lelah berfikir untuk apa lagi yang unik dari kereta api kita,, hehe nanti kalau ada inspirasi lagi akan saya tambahkan. Jaya Selalu Kereta Api Indonesia...!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar