KA Lodaya di Stasiun Wojo |
Sehingga bagi sang juru foto hanya memiliki kesempatan sekali dan beberapa menit untuk dapat mengabadikan moment yang baik sebelum akhirnya kereta api tersebut terus melaju dan melintasi spot dimana tempat kita berdiri.Berbeda dengan obyek pemandangan atau model manusia yang dapat kita tentukan tunggu dan sesuaikan sekehendak ahti kita. Dalam berburu kereta api, kita hanya memiliki satu kesempatan pada jam tersebut da hari tersebut.
Seperti contoh, jika kita menginginkan foto dari kereta api Bima dengan spot di kawasan tertentu. Tentu kita akan menunggu keret aapi tersebut melintas di spot yang sudah kit atentukan pad ajadwal yang sudah ditentukan pula. Kita tidak mungkin akan menhentikan kereta api tersebut lalu mengarahkan gayanya. Yang ada adlah kita harus tetap fokus pad aburuan kita dan menekan tombil kamera jika kita rasa kereta api yang sedan gkita buru sudah berada pada spot yang kita inginkan.
Jika momentum tersebut terlewati, maka kita harus menunggu hingga beberpa jam sampai keretya api lainnya akan melintas ataupun menunggu hingga hari esoknya pada waktu dan lokasi yang sama. Disitulah letak keasyikan dan tantangan yang ada saat berburu foto-foto kereta api. Apalagi jika keret aapi tersebut melintas di alma bebas seperti pematang sawah, lembah, hutan, hingga melintasi jembatan. Tentu hal-hal yang demikian akan memberikan kesan tersendiri bagi siapa saja yang melihatnya.
Hal tersebutlah, mengapa yang menjadikan kenapa kita harus belajar memotret kereta api. Mungkin tulisan ini agak seperti ajakan, tapi ya memang saya berusaha mengajak teman-teman untuk memotret kereta api.. hehe... Berikut beberapa hasil jepretan dari hasil seorang newbie yang baru bisa memegang kamera pocket dimana sebelumnya saya hanya menggunakan kamera hp saya. Hal ini dikaenakan jika menggunakan kamera digital konsekuensinya adalah, file yang diunggah memiliki beban yang lebih berat dari pada menggunakan kamera hape yang memiliki resolusi lebih kecil.
Kita dapat memotret kereta api yang juga sedan gterparkit di stasiun, namun hasilnya akan lain dikarenakan spot yang didapatkan pastilah bangunan stasiun. Hal tersebut tidak mengapa selama memang tema yang kita inginkan adalah tema stasiun. Namun tantangan akan datang dimana yang kita potret adalah rangkaian kereta api yang sedang melintas dengan kecepatan tinggi.
Jika kita sudah terbiasa dengan obyek yang bergerak, maka tidak dapat diragukan lagi jika kita memotret obyek diam. Pati kita akan dapat lebih rileks dan tidak tegang diburu waktu. namun bagi pemula seperti saya, dunia potret memotret masih memiliki keunilkan dan tabir yang harus diungkap. Pasti akan ada banyak tips dn trik dalam memotret suatu obyek. Namun yang harus diperhatikan adalah kamera yang kita gunakan, baik dari segi kehandalan hingga kecangihan kamera harus kita perhitungkan.
Semoga sedikit goresan dan informasi ini dapat berguna serta
bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita tentang perjalan si ular besi
Indonesia. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih banyak karena
teman-teman sudah mau berkunjung ke Dipo Lokomotif Mojosari. Dan sampai
jumpa kembali pada postingan-potingan saya selanjutnya. Jangan kapok
berkunjung di sini ya sobat serta, Jaya Selalu
Kereta Api Indonesia...!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar