Sejak 1 Juni 1967, KA Bima singkatan
dari “Biru Malam” telah dikenal sebagai kereta eksekutif legendaris
pertama di Indonesia, menggunakan gerbong tidur (sleeper) berwarna biru dan
menawarkan perjalanan malam yang mewah antara Jakarta dan Surabaya. Rutenya
melintasi jalur selatan, melalui Semarang, Madiun, dan Jombang hingga Surabaya
Gubeng. Pada 6 Februari 2014, rute Bima diperpanjang hingga Stasiun Malang
untuk meningkatkan konektivitas antara Jawa Timur dan Jakarta. Penambahan ini
menjadikan Malang sebagai titik akhir perjalanan, yang mencakup pemberhentian
di Surabaya, Sidoarjo, Lawang, hingga Malang, dengan jadwal keberangkatan dari
Malang sekitar pukul 14.25 WIB dan tiba di Jakarta pagi hari.
Perjalanan terakhir KA Bima yang
melayani Malang tersebut menjadi momen penting: bukan sekadar penghentian rute,
tapi juga penanda perubahan besar dalam sejarah perkeretaapian. Meski Bima
tetap beroperasi antara Surabaya dan Jakarta, kehadiran ulang ke Malang selama
2014-2020 sempat memberikan manfaat besar: memperkaya pilihan eksekutif bagi
penumpang dari Malang dan memberikan konektivitas langsung tanpa harus transit.
Singkatnya, perjalanan Malang-Surabaya
Bima mencerminkan era golden age perkeretaapian: awal inovasi gerbong tidur dan
AC di tahun 1967, modernisasi dan ekspansi rute di 2014, serta penyesuaian
krisis di 2020. Kini, meski kereta Bima kembali membatasi rute hingga
Surabaya–Jakarta, memorinya sepanjang lintas Malang-Surabaya tetap abadi
sebagai bagian penting babak perkeretaapian Jawa Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar