Alasan Okupansi KA Matarmaja Selalu Ramai, Kok Bisa?

KA Matarmaja memasuki Stasiun Ngegbruk
Selamat dan semangat pagi sobat semua dan Salam Spoor...!!!!! Semoga pada pagi hari yang indah dan berbahagia ini sobat semua selalu dalam keadaan sehat dan selalu bersemangat untuk menjalankan berbagai macam aktifitas yang ada di hari ini. Jika pada postingan sebelumnya saya membahas mengenai sejarah panajng dari jembatan Metro yang ada di Kepanjen, maka dalam postingan kali ini topik bahasan yang akan saya angkat adalah, alasan mengapa okupansi KA Matarmaja selalu tinggi. KA Matarmaja sendiri merupakan KA penerus dari KA sebelumnya yang bernama KA Senja Maja yang memiliki rute awal dari Madiun sampai dengan Jakarta. KA Matarmaja pertama kali beroperasi di pada tanggal 28 Septermber tahun 1983 dengan rute awal yang diperpanajng sampai dengan Malang. Nama Matarmaja sendiri merupakan singkatan dari Malang, Blitar, Madiun, dan Jakarta. Pada awal layanannaya, rute KA Matarmaja tidaklah seperti sekarang ini, yang dari Solo kemudian melalui jalur shortcut melalui Kedungjati menuju Semarang, namun rute awalnya justru melalu Yogyakarta dan Purwokerto. Jalur sepanjang 881 kilometer tersebut, dilalui dengan waktu tempuh selama 15 jam 57 menit. KA Matarmaja sendiri masuk ke dalam katagori KA ekonomi PSO yang mana harga tiketnya tergolong murah karena mendapat subsidi dari pemerintah sebagai bentuk layanan BUMN untuk negeri, dan sebagai motor penggerak roda perekonomian masyarakat di tiap kota yang dilaluinya.

KA Matarmaja di jembatan Metro Kepanjen

Dalam perjalanannya KA ini banyak mengcover penumpang yang berasal dari Malang dan juga Jakarta. Awalnya okupansi dari KA Matarmaja memang biasa saja, karena memang corenya adalah cover penumpang dari wilayah Malang dan sekitarnya, namun setelah diberlakukannya grafik perjalanan KA terbaru per Desember 2019 silam, dan juga seiring diluncurkannya Gaya Baru Malam New Image dimana perombakan kelas ekonomi PSO menjadi kelas ekonomi AC plus dan penambahan pada layanan kelas eksekutifnya, maka KA Matarmaja menjadi satu-satunya KA PSO yang melayani rute terjauh dari Malang sampai dengan Jakarta. Oleh karena itu, banyak penumpang yang awalnya menggunakan jasa layanan dari KA GBMS sekarang ini beralih menggunakan KA Matarmaja. Masyarakat yang banyak beralih tersebut adalah masyarakat yang tinggal di beberapa kota seperti Sidoarjo, Surabaya, Mojokerto, dan juga Jombang. Mereka lebih memilih untuk naik dari Malang ataupun menunggu di Stasiun Kertosono untuk dapat menikmati layanan KA PSO.


Rangkaian KA Matarmaja
Dari pengalaman saya beberapa kali menggunakan KA Matarmaja dan sempat berbincang dengan beberapa penumpang, memang banyak juga yang akhirnya beralih menggunakan KA Matarmaja daripada GBMS. Tidak hanya itu, teman saya yang kebetulan membuka jasa layanan travel, juga merekomendasikan apra tamunya dari Surabaya untuk meuju Malang guna dapat menggunakan KA Matarmaja menuju Jakarta. Selain itu, KA Matarmaja juga banyak diburu oleh para traveller yang ingin dari Jakarta yang ingin menuju Malang atau dari arah Malang menuju Jakarta. Harganya yang murah tentu menjadi pilihan utama bagi para peloncong tersebut. Sekarang ini, setelah diberlakukan GAPEKA baru, KA Matarmaja berjalan pada siang hari, berangkat pagi dari malang, dan tiba sore hari di Semarang, dan malam hari di Jakarta tentu mengisi slot kosong perjalanan KA siang di lintas malang sampai dengan Solo. Apa lagi KA Matarmaja menjadi satu-satunya KA PSOyang melintas di siang hari.
Oke sobat, mungkin itu tadi sedikit opini dari saya mengenai mengapa alasan KA Matarmaja slelau penuh okupansinya. Jangan lupa untuk terus mengikuti perjalanan saya, hanya di Dipo Lokomotif Mojosari.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar