Fakta Unik Seputar KA Matarmaja, Sudah Pada Tahu Belum?

Selamat dan semangat pagi sobat semua dan Salam SPoor...!!!! Semoga sobat semua selalu dalam keadaan sehat dan selalu bersemangat untuk menjalankan berbagai macam aktifitas yang ada di hari ini. Jika pada postingan sebelumnya saya telah mengulas alasan mengapa saat ini, okupansi KA Matarmaja sudah tidak lagi pernah sepi, maka dalam postingan kali ini saya akan mengulas tentang sebuah rangkaian KA Ekonomi PSO yang melayani rute terpanjang yang ada di Pulau Jawa, yaitu KA Matarmaja. Disini saya juga akan menjelaskan beberapa fakta unik seputar KA Matarmaja sob. Saya mencoba untuk membandingkan, kemudian melihat, dan menganalisa dari beberapa literatur yang ada di internet, buku, cerita masyarakat. Berikut beberapa ulasan yang sudah berhasil saya buat, yang beberapa hal ini merupakan hasil dari pemikiran saya sendiri ya sob, jadi kalau ada salahnya harap dimaklumi hehehe.. Langsung saja ke yang pertama. 


KA Matarmaja Satu-satunya KA PSO dengan Jarak Terjauh

KA Matarmaja merupakan satu-satunya KA ekonomi PSO dengan jam perjalanan terlama dan juga jarak tempuh terjauh di Indonesia, Saya mencoba untuk membandingkannya dengan beberapa KA sejenis yang ada, pertama adalah KA Sritanjung yang melayani rute dari Lempuyangan sampai dengan Banyuwangi (Stasiun Ketapang), dengan jarak tempuh sejauh 612 kilometer dan waktu tempuh 13 jam. Kedua adalah dengan KA Logawa yang melayani rute dari Purwokerto sampai dengan Jember, dengan jarak tempuh sejauh 668 kilometer, dengan waktu tempun 14 jam dalams etiap perjalanannya. Terakhir adalah KA Pasundan, yang melayani rute dari Bandung menuju Surabaya Gubeng, dengan jarak tempuh 690 kilometer dan durasi waktu perjalanan 14 jam. Sedangkan untuk KA Matarmaja, dengan rute 881 kilometer dan waktu tempuh 15 - 16 jam.

Nama Matarmaja dari Sebuah Singkatan Nama Kota

Sebutan KA Matarmaja pasti tidak asing lagi terdengar di telinga sobat semua, apa lagi untuk sobat yang tinggal di Malang atau Jakarta, lebih lagi buat sobat yang sering berpergian dari Malang menuju Jakarta. Sebuah nama dari satu-satunya KA kelas ekonomi PSO yang melayani rute dari Malang sampai dengan Jakarta, Pasar Senen tersebut memang sangat legendaris. Tapi tahukah sobat semua jika penamaan tersebut merupakan sebuah penggabungan atau yang sering kita sebut sebagai singkatan. Nama Matarmaja adalah sebuah singkatan dari beberapa Kota yang dilalui oleh rute KA tersebut, seperti Malang, Blitar, Madiun, dan terakhir adalah Jakarta.


Awalnya KA Matarmaja Melalui Yogyakarta

Sejak pertama kali diluncurkan ke publik pada tanggal 28 September tahun 1983, KA Matarmaja telah mengalami perubahan rute. Dimana awalnya KA Matarmaja melayani rute Malang sampai dengan Jakarta melalui Yogyakarta, Kryoya, dan juga Purwokerto. Namun seiring dengan perjalanan waktu dan naik turunnya okupansi penumpang, maka manajemen kereta api saat itu, mengubah rute jalur yang awalnya melalui Yogyakarta menjadi melalui jalur shorcut dari Solo Jebres menuju Semarang via Tanggung dan Kedungjati. Namun tidak banyak artikel yang membahas kapan KA Matarmaja mengalami perubahan rute tersebut. Namun kalau dari opini saya pribadi, kemungkinan besar adalah di tahun 1990-an, entah sebelum diluncurkannya KA Brantas di tahun 1997, atau saat bersamaan diluncurkannya KA Brantas di tahun tersebut. 

KA Matarmaja Memiliki Waktu Perjalanan Terlama

Sampai dengan diberlakukanya grafik perjalanan kereta api (GAPEKA) terbaru pada 1 Desember 2019, tercatat, jarak sejauh 881 kilometer dari Malang menuju Jakarta, ditempuh oleh KA Matarmaja selama 15 jam 57 menit dan juga 16 jam 39 menit. Durasi waktu tersebut tergolong cukup lama dengan KA yang memiliki rute yang sama dengan KA Matarmaja seperti KA Majapahit yang hanya memiliki waktu tempuh selama 15 jam 21 menit. Beebrapa faktor yang mempengaruhi lamanya waktu tempuh adalah kondisi jalur rel yang dilalui, dimana KA Matarmaja mlewati dua wilayah yang memang megnharuskan KA tidak dapat berjalan kencang, yaitu pada petak jalur kantong karena kondisi topografi dan kontur tanahnya yang rawan longsor, dan kedua adalah petak dari Solo Jebres sampai dengan Semarang yang beberapa petak diantaranya masih menggunakan bantalan yang terbuat dari baja.
 
Awalnya Adalah KA Perpanjangan Relasi

KA Matarmaja memiliki nasib seperti halnya KA Krakatau (non aktif) dan juga KA Majapahit. Dimana, kereta-kereta ini, awalnya mengalami perpanjangan rute dan juga pergantian nama. KA Matarmaja merupakan penerus dari KA Senja Maja yang awalnya melayani rute Madiun-Jakarta dan secara perlahan rute perjalananya di perpanjang sampai dengan Kediri, Blitar, dan sampai akhirnya Malang. Hal serupa juga dialami oleh KA Majapahit, dimana awalnya bernama Senja Kediri, kemudian berganti menjadi senja singosari (2011) dengan penambahan rute sampai dengan Blitar, dan berakhir menjadi Majapahit per 21 September 2012.
 
Awalnya Adalah Kelas Campuran

Nah sobat,a da hal menarik lainnya lagi nih, ternyata usut punya usut, awalnya KA Matarmaja bukanlah KA PSO seperti yang sekarang kita lihat. Pada awal pengoprasiannya, ketika KA ini masih melalui rute Yogyakarta, KA Matarmaja merupakan KA kelas campuran antara kelas ekonomi dan juga kelas bisnis. Namun tidak ada keterangan lengkap juga, kapan KA Matarmaja diubah ke sepenuhnya kelas ekonomi PSO.

1 komentar:

  1. Mantap mas kanjeng haryo taat nyepur, tambah lagi pengetahuan ttg ka legend ini,sedari kecil sy sdh menjadi penumpang setia ka matarmaja dr PSE ke TA baik saat libur lebaran ataupun libur sekolah, bahkan dulu sy sempat ngalamin juga naik ka ini waktu msh rute via jogja dan saat itu di tengah rute sempat ganti lok dr seri cc ke bb dan tentunya jadi smakin lama smpe tujuan. Menurut sy ada alasan lain knp ka ini waktu tempuhnya paling lama, di samping krn jarak tempuhnya jg jauh yaitu krn ka matarmaja sering di susul silang oleh ka lain di sepanjang rutenya,bahkan sesama ka PSO. Tapi hal hal di atas tdk mengurangi minat para penumpangnya utk ttp naik ka ini krn tentunya harga tiket yg sangat murah. Alhasil ka ini tdk pernah sepi dr dulu smpai sekarang. Sekian. Suwun.

    BalasHapus