Kabar Gembira Dari Proyek Jalur Ganda dan Reaktivasi Jalur Mati di Jawa Timur

Selamat dan semangat pagi sobat semua dan Salam Spoor...!!!!! Semoga pada pagi hari yang berbahagia ini sobat semua selalu dalam keadaan sehat dan selalu bersemangat untuk menjalani berbagai macam aktifitas yang ada di hari ini. Tidak lupa, saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya bagi sobat yang masih setia untuk berkunjung ke Dipo Lokomotif Mojosari. Jika pada postingan sebelumnya saya membahas mengenai lebih untung mana mengoprasikan kereta penumpang atau kereta barang, maka dalam tulisan kali ini saya akan membahas mengenai sebuah kabar gembira mengenai rencana pembangunan jaringan rel kereta api baik proyek reaktivasi, peningkatan kapasitas angkut dengan membangun jalur ganda, dan juga proyek elektrifikasi jalur rel menggunakan listrik aliran atas untuk wilayah Jawa Timur. Dalam tulisan kali ini saya akan membangnya pada beberapa fase proyek, mulai dari pembangunan jalur ganda atau yang dikenal dengan double track (DT), kemudian ada juga peningkatan dan pengembangan jaringan kereta api regional di Jawa Timur, pengembangan proyek kereta api dalam kota atau yang kita kenal dengan trem, selanjutnya ada proyek pembangunan kerea api bandara di Jawa Timur, peningkatan layanan dengan elektrifikasi jaringan listrik aliran atas lintas Jawa Barat sampai dengan Jawa Timur, pembangunan kereta cepat dari Jakarta ke Surabaya, sampai pada proyek reaktivasi atau pengaktivan kembali jaringan jalur rel yang mati untuk dapat kembali dioprasikan dan dinikmati oleh banyak orang. Dimana beberapa data yang saya tulis merupakan apa yang tertuang dalam Rencana Induk Perkertaapian Nasional (RIPNAS) terbaru tahun 2018.


Yang pertama adalah proyek double track, dimana terdapat beberapa proyek double track yang akan dilaksanakan di Jawa Timur. Dalam Rencana Induk Perkerataapian Nasional tersebut, untuk proyek dobule track sendiri dibagi ke dalam 5 tahap, dimana pembagiannya adalah sebagai berikut. Tahap I dari tahun 2010-2014, tahap II dari tahun 2015-2019, tahap III dari tahun 2020-2024, tahap IV dari tahun 2025-2030, dan tahap V dari tahun 2030 ke atas. Berikut beberapa proyek DT yang ada di Jawa Timur, pertama proyek DT Madiun-Surabaya, dimana terdapat dua tahap, tahap II adalah tahun 2015-2019, dan tahap III di tahun 2020-2014. Kedua, adalah proyek DT Surabaya-Bangil-Banyuwangi yangmana akan dikalukan pada tahap III sampai dengan tahap IV yang artinya dalam rentang waktu dari tahun 2020-2024. Ketiga adalah proyek DT Bangil-Malang-Blitar-Kertosono yang dalam rencana induk tertulis pada tahap III yaitu dari tahun 2020-2024. Selanjutnya adalah sebuah program terkait dengan pengembangan jaringan dan layanan kereta api regional, dimana untuk wilayah Jawa Timur sendiri terdapat pengembangan pada jalur yang dinamakan Gerbangkertosusila (Gresik, bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) dengan rentang waktu perencanaan tahap II sampai dengan tahap IV artinya dari rentang waktu 2015-2030. Selanjutnya terdapat sebuah program pengembangan jaringan dan layanan kereta api perkotaan atau trem, dimana di Jawa Timur terdapat dua kota yaitu Surabaya dan Malang, untuk Surabaya sendiri memiliki rentang waktu perencanaan dari 2015 sampai dengan 2030, sedangkan untuk kota Malang memiliki rentang perencanaan dari tahun 2025-2030. 

Proyek yang tidak kalah pentingnya adalah mengenai pengembangan jaringan dan layanan untuk kereta api bandara. Yaitu sebuah jaringan kereta api yang melayani rute dari bandara menuju pusat perkotaan sekitar bandara, untuk Jawa Timur sendiri terdapat di bandara internasional Juanda di Sidoarjo dengan rentang waktu perencanaan dari tahun 2020 sampai dengan 2030. Sebuah perencanaan proyek besar yang tidak kalah penting dan besar adalah pengembangan jairngan dan layanan high speed railway dari Jakarta menuju Surabaya yang memiliki waktu perencanaan dari tahun 2015 sampai dengan 2030. Untuk proyek elektrifikasi atau pemasangan jaringan listrik aliran atas sendiri, untuk di Jawa Timur ditargetkan akan tersambung dengan beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Barat, yaitu antara Cirebon-Semarang-Surabaya, dengan rencana proyek di tahun 2025 sampai dengan tahun 2030.Dan yang terkahir adalah, yang pasti sobat tunggu-tunggu, yaitu proyek reaktivasi jalur rel non aktif yang ada di Jawa Timur. Untuk proyek reaktivasi pertama adlaah dari rute Jombang-Babat-Tuban yang diproyeksikan akan dilakukan reaktivasi dalam rentang waktu tahun 2020 sampai dengan 2030. Kedua adalah rute Kalisat-Panarukan sepanjang 70,8 kilometer yang akan direaktivasi pada tahun 2020 sampai dengan 2030. Ketiga adalah rute Madiun-Slahung dengan panjang rute 50,7 kilometer, yang rencananya akan direaktivasi pada tahun 2025 sampai dengan 2030. Keempat adalah rute Bojonegoro-Jatirogo-Lasem dengan panjang lintasan 85,6 kilometer yang akan direaktivasi di tahun 2030. 

Kelima adalah rute Mojokerto-Mojosari-Gn.Gangsir, yang memiliki panjang rute 43,3 kilometer yang akan direaktivasi di tahun 2026 sampai dengan 2030. Keenam adalah rute Sumber-Pucung-Gondanglegi-Dampit dengan panjang rute lintasan 39,2 kilometer yang rencananya akan direaktivasi di tahun yang sama dengan sebelumnya, yaitu 2026 sampai dengan 2030. Ketujuh adalah rute Klakah-Lumajang-Pasirian dengan panajng rute lintasan sejauh 35,2 kilometer, yang rencananya akan direkativasi di tahun 2030. Kedelapan adalah rute Lumajang-Balung-Rambipuji dengan panjang rute lintasan sejauh 52,9 kilometer yang akan direaktivasi di tahun 2026 sampai dengan 2030. Kesembilan adalah rute Situbondo sampau dengan Panji dengan panjang rute sejauh 5,1 kilometer yang akan direaktivasi di tahun 2030. Kesepuluh adalah rute dari Rogojampi sampai dengan Srono dengan panjang rute 14,4kilometer yang akan direaktivasi di tahun 2030. Kesebelas adalah kereta api yang ada di pulau Madura, yaitu dengan rute Kamal-Pamekasan-Sumenep-Kalianget dengan rute sejauh 160 kilometer yang akan direaktivasi di tahun 2020 sampai dengan 2030. Terkahir yang keduabelas adalah rute Bangkalan-Telang dengan panjang rute 14,4 kilometer, yang akan direaktivasi di tahun 2030. Oke sobat, itu dia sedikti informasi yang dapat saya sampaikan dalam tulisan singkat kali ini, jangan lupa untuk terus mengikuti tulisan lainnya dari perjalanan saya hanya di Dipo Lokomotif Mojosari.

3 komentar:

  1. Madiun Ponorogo berarti jalurnya kaya Purwosari solo kota ya om?

    BalasHapus
  2. Iya betul, tapi lebih panjang lagi. Ada beberapa yang sejajar dengan jalan raya, tapi ada juga yang beriringan dengan jalan raya.

    BalasHapus