Sepenggal Kisa Dari KA Penataran, KA Lokal Primadona Masyarakat Jalur Kantong

KA Penataran dengan lokomotif CC203
Selmat dan semangat pagi sobat semua dan Salam SPoor...!!!! Semoga sobat semua dalam keadaan sehat dan selalu bersemangat untuk menjalani berbagai macam aktifitas yang ada di hari ini. Pada postingan sebelumnya saya menjelaskan mengenai alasan, mengapa KLB angkutan rel berjalan sangat lambat. Pada postingan kali ini saya akan mengulas mengenai rangkaian KA Penataran. KA Penataran sendiri merupakan reinkanasi dari rangkaian KA Tumapel yang pernah melayani rute Surabaya-Malang sampai dengan perpanjangan menuju Blitar di sekitar tahun 1970-an sampai dengan 1980-an. Kala itu, KA Penataran (yang masih bernama Tumapel), merupakan KA dengan layanan kelas satu, dimana para penumpang mendapatkan tuslah berupa makan dan minum di atas KA. Itu dari beberapa sumber yang saya baca dari internet. Namun saya pernah bertemu dengan seorang bapak-bapak paruh baya, di atas KA Penataran, saat saya melakukan perjalanan dari Sidoarjo menuju Malang. Dalam perjalanan tersebut so bapak menceritakan, bahwa dirinya merasa sudah sangat dekat sekali dengan KA Penataran, pasalnya, dirinya telah lama menggunakan layanan KA tersebut. Pada saat KA yang saya naiki melintas sebuah tanjakan tajam selepas Stasiun bangil, beliau bercerita mengenai pengalamannya saat naik KA Penataran di sekitar tahun 1960-an atau 1970-an. DImana rangkaian KA tersebut, masih ditarik menggunakan lokomotif uap. "Dulu naik KA Penataran gak senyaman ini mas, penumpangnya penuh, gerbongnya masih dari kayu, dan lokomotifnya masih pakai lokomotif uap, pas menanjak gini, jalannya lambat sekali", ceritanya kepada saya yang dengan senang hati mendengarkan cerita beliau.


KA Penataran dari Surabaya menuju Blitar (gambar 1)
"Saya naik KA ini sudah lama sekali mas, hampir seminggu bisa dua atau tiga kali saya naik KA ini mas" tambahnya bercerita kepada saya. " Kalau yang saya ingat itu ya, pas hari Jumat tanggal 22 Januari 2016 itu mas, itu pengalaman yang pernah saya lupakan sama KA ini" ceritanya. "Memangnya ada apa pak dengan tanggal dan hari itu pak?" tanya saya menambahkan. "Hari itu saya sedang perjalanan ke Surabaya dari Blitar mas, nah pas KA mau memasuki terowonga, saya merasa ada suara gludak-gludak dan guncangannya gak seperti biasanya, ternyata KAnya berhenti dan saya baru tahu kalau KAnya anjlok" cerita bapak tersebut. Yes, KA Penataran memanglah KA yang terkenal sebagai "sang penguasa jalur kantong", yaitu sebuah jalur rel yang dibangun oleh perusahaan KA Belanda Staatsspoorwegen yang menghubungkan antara Surabaya sampai dengan Kertosono melalui Malang-Blitar-Tulngagung-Kediri. Disebut sebagai "jalur kantong" memang bentuknya yang seperti kantong yang merupakan jalur loop. Jika dilihat, memang okupansi dari jalur ini tidak begitu ramai seperti jalur selatan via Mojokerto-Jombang. Bisa saja sob, karena memang orientasi dari Belanda untuk membangun jalur rel bukanlah untuk angkutan penumpang, melainkan angkutan barang, yang berupa hasil pertanian, perkebunan, dan juga pertambangan. 

KA Penataran dari Surabaya menuju Blitar (gambar 2)
Jika kita lihat riwatat beberapa lokasi yang berada di jalur kantong sendiri, mmemanglah merupakan area yang memiliki banyak sekali perkebunan seperti tebu, sawah, dan juga marmer seperti yang ada di wilayah Blitar. Namun seiring dengan perjalanan waktu, dan berjalannya berbagai peristiwa seperti perang dunia II, pendudukan Jepang di Indonesia, serta kemerdekaan RI, telah merubah orientasi penggunaan KA di Indonesia terutama yang ada di jalur kantong. Selama di bawah pemerintahan RI, KA memang lebih banyak dijalankan dengan orientasi penumpang, meski sebenarnya memang lebih banyak pendapatan dari pergerakan barang. Oleh karena itu, jangan heran jika saat sobat naik KA dan melalui jalur kantong, akan lebih banyak singgah di stasiun-stasiun kecil kelas 3, atau bahkan yang banyak adalah stasiun yang berada di sebuah Kecamatan. Meski demikian, KA Penataran merupakan primadona yang menjadi angkutan pilihan bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang jalur kantong. Selain harganya yang terjangkau, KA ini juga menghubungkan langsung kecamatan-kecamatan tersebut dengan kota-kota besar di Jawa Timur.  Bahkan ya sob, saat pandemi corona seperti sekarang ini, KA Penataran menjadi satu-satunya KA yang tetap beroperasi melewati jalur kantong untuk tetap menjaga roda perekonomian masyarakat tetap berputar.
KA Penataran dari Surabaya menuju Blitar (gambar 3)
Berikut adalah beberapa gambar yang berhasil saya abadikan dari rangkaian KA Penataran, ketika melintas di jalur rel yang berada di belakang bengkel karoseri Adi Putro, oh iya sob, lokasi ini merupakan lokasi tergulingnya KA Penataran pada bulan September tahun 2009 silam. Berikut beberapa fotonya sob, selamat menikmati.
KA Penataran dari Surabaya menuju Blitar (gambar 4)

KA Penataran dari Surabaya menuju Blitar (gambar 5)

KA Penataran dari Surabaya menuju Blitar (gambar 6)

KA Penataran dari Surabaya menuju Blitar (gambar 7)

KA Penataran dari Surabaya menuju Blitar (gambar 8)

KA Penataran dari Surabaya menuju Blitar (gambar 9)

KA Penataran dari Surabaya menuju Blitar (gambar 10)

KA Penataran dari Surabaya menuju Blitar (gambar 11)

KA Penataran dari Surabaya menuju Blitar (gambar 12)

KA Penataran dari Surabaya menuju Blitar (gambar 13)

KA Penataran dari Surabaya menuju Blitar (gambar 14)
Oke sobat, itu dia sepenggal cerita yang dapat saya ceritakan mengenai sisi lain dari KA Penataran, sang penguasa jalur kantong, yang merupakan KA Lokal primadona masyarakat jalur kantong. Jangan lupa untuk terus mengukuti perjalanan saya dan kisah lainnya seputar KA di Indonesia. Sampai jumpa pada postingan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar