Selamat sore sahabat spoor, semoga masih tetap sehat dan semangat beraktifitas ya. Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, kalau pagi hari ini Jumat 13 Juni 2014 saya mengadakan perjalanan napak tials menjelajahi jalur mati yang ada di Mojokerto. Kalau sebelumnya saya sudah mengajak teman-teman untuk menjelajahi jalur mati yang ada di Gedeg hingga ke Stasiun Les Padangan. Maka pada postingan kali ini saya akan mengajak teman-teman untuk kembali menelusiri jalur mati dari Stasiun Les Padangan menuju ke arah Perning Mojokerto.
Papan aset ini berada di tengah-tengah perumahan warga
Waktu menjelajahi lokasi ini, waktu masih menunukkan pukul 07.30 WIB, yang mana jalan masih ramai dengan orang-orang yang pergi kekantor ataupun siswa siswi yang berangkat menuju sekolah. Namun keramaian jalan raya tidak sediktipun menyurutkan niat saya untuk melanjutkan penjelajahan ini. Setelah meninggalkan Stasiun Les Padangan, saya masih terus mengukuti jalan desa yang dulunya adalah rel kereta api. Sisa-sisa dari sejarah tersebut masih bisa saya lihat dari papan petunjuk aset milik PT KAI yang berada di tengah desa tepatnya di pinggir jalan desa tersebut.
Jalan ini dulunya adalah rel kereta api (ujung jalan ini adalah stasiun les padangan, foto diambil dari arah timur)
Paling tidak setelah keluar dari Stasiun Les Padangan, saya menemukan dua plang tanda aset milik PT KAI yang ada di sektiar lokasi tersebut. Terus melanjutkan ke arah Timur maka kita akan menemukan pabrik Ajinomoto yang mana kalau dilihat dulunya rel kereta api juga melintas didepan pabrik tersebut. Namun saya mencoba mencari sisa-sisa dari rel tersebut saya tidak menemukan sesuatu apapun. Hal ini mungkin dikarenakan adanya pelebaran jalan raya yang memakan jalur kereta api. Karena dari kondisi topografinya, jalan raya tersebut mengalami pengurukan beberapa meter dari tanah aslinya. Sepertinya pembangunan jembatan besi tersebut sudah menghilangkan sisa sejara kereta api yang ada disekitar lokasi.
Masih terlihat papan aset milik PT KAI di jalan desa
Namun saat saya terus berjalan ke arah Timur, saya kembali menemukan plang petunjuk aset milik PT KAI yang juga berada di tengah-tengah bangunan warga. Dimana plang tersebut menyempil diantara bangunan yang ada. Kembali melanjuti ke arah timur lagi, saya kembali menemukan sisa peninggalan jalur kereta api yang sangat jelas, yaitu adanya sisa-sisa besi rel kereta api yang masih tertanam di tanah sekitar plang aset tersebut.
Papan aset ini berada di tengah-tengah bangunan warga.
Menuju arah pabrik Ajinomoto
Sebelha kiri adalah bekas perlintasan kereta api dan kanannya adalah Sungai Brantas.
Bukti kalau foto ini masih hangat (ada foto capresnya hehehe)
Masih terlihat rel yang tertanam di tanah
Papan aset dan dibalakangya terlihat sisa bekas rel
Batang rel yang masih tertinggal, sepengal sejarah yang tersisa
Bekas relnya masih terlihat
Batang besi rel kereta yang tersisa
Jalan ini dulunya juga merupakan bekas rel kereta api
Akhir dari penjelajahan saya adalah papan aset ini karena didepannya sudah terhalang proyek tol
Tol SUrabaya-Mojokerto
Namun semakin ke timur saat setelah pertigaan saya kehilangan jejak, karena setelah melintasi ujung jalan desa tersebut saya menemukan kebuntuan karena terbentur dengan pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto. Meskipun demikian,s aya masih menemukan plang aset milik PT KAI. Semoga sedikit goresan dan informasi ini dapat berguna serta
bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita tentang perjalan si ular besi
Indonesia. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih banyak karena
teman-teman sudah mau berkunjung ke Dipo Lokomotif Mojosari. Dan sampai
jumpa kembali pada postingan-potingan saya selanjutnya. Jangan kapok
berkunjung di sini ya sobat serta, Jaya Selalu
Kereta Api Indonesia...!!!!
rencana oleh KAI diapakan itu?
BalasHapus