Proyek untuk membangun lokomotif buatan Indonesia sendiri, dimulai pada tahun 2010 silam, dimana INKA menerima pesanan dari Kementiran Perhubungan sebanyak 5 buah lokomotif tahan banjir dengan nilai kontrak perunit lokomotif mencapai 40 miliar Rupiah. Setelah mendapat nilai kontrak tersebut, tim INKA langsung membuat desain awal lokomotif tersebut. Rencana awal dari pengembangan lokomotif CC300 ini adalah, dengan tujuan agar lokomotif ini nantinya dapat dipergunakan untuk membantu pembangunan infrastruktur di luar pulau Jawa, yaitu guna keperluan mengangkut angkutan berat. Lokomotif buatan INKA dengan seri penomoran CC300, merupakan lokomotif dengan sistem penggerak berjenis Diesel Hidraulic (DH). Bogie pada lokomotif ini beroperasi menggunakan sistem emcanical gearbox, dimana mesin diesel hidraulic yang berada di dalam lokomotif, terhubung langsung dengan bogie melalui gardan penghubung yang terletak di bagian bawah badan lokomotif (lihat pada gambar). Dimana skema mekanik tersebut, memungkinkan roda lokomotif bergerak tanpa harus dengan jaringan kelistrikan yang dapat menganggu ketika terjadi genangan atuapun banjir pada rel kereta. Oleh karena itu, bogie memiliki fleksibelitas untuk dilepas dan diapsang kembali, dengan perawatan yang cukup sederhana ketika akan melepas bogie untuk keperluan pembersihan dan perawatan.
Untuk tenaga penggerak sendiri, lokomotif ini disematkan dengan mesin disel merek Catepillar 3512BHD V-12, yang mampu membawa lokomotif ini berlari dengna kecepatan maksimalnya diangka 120 km/ jam, dengan perkiraan beban 500 ton, atau setara dengan 6 buah kereta penumpang. Sedangkan ketika melewati banjir, lokomotif ini mampu berlari dengan kecepatan 60 km/ jam. Dengan berat kosong lokomotif mencapai 84 ton, dan mampu membawa HSD dengan kapasitas 3.800 liter.Lokomotif ini mempunyai panjang 14.135 mm, lebar 2.642 mm, tinggi 3.575 mm, dan berat 84 ton.Sistem pengereman pada lokomotif ini menggunakan Westinghouse Air Brake Technologies (Wabtec), master controller memakai produk Woojin dari Korea Selatan, juga dilengkapi dengan generator set (genset) Caterpillar CAT C18 sehingga tidak memerlukan kereta pembangkit jika menarik rangkaian kereta penumpang.
Uji Coba Perdana
Pad atanggal 8 Juni tahun 2012, untuk pertama kalinya, lokomotif batch 1 dengan seri 12 02 lah yang melakukan uji dinamis dengan rute Madiun-Nganjuk. Setelah sukses uji coba perdana, uji coba kedua dilakukan dengan membawa beban. Sukses dengan uji coba kedua, maka uji coba ketiga kembali dilakukan dengan melewati rite yang lebih ekstrim, yaitu dari Madiun-Surabaya-Malang-Madiun, yang mana lokomotif tersebut akan melewati sebuah tanjakan dengan elevasi dari Stasiun Bangil 9 meter diatas permukaan laut menuju ke Stasiun Lawang 484 dpl. Dengan jalur 31 km, kereta akan menanjak/menurun setinggi 475 meter. Dalam uji coba tersebut, dilakukan beberapa tahap uji coba seperti uji coba pengereman, uji coba kecepatan maksimum, uji coba beban, dan juga kelistrikan. Dalam perjalanannya ke Malang, rangkaian uji coba menggunakan dua lokomotif CC300.
Kelebihan Lokomotif CC300
Kelebihan dari lokomotif ini adalah, lokomotif ini merupakan lokomotif dengan dua kabin, yang artiniya dalam pengoprasiannya, tidak lagi memerlukan turn table untuk memutar lokomotif menyesuaikan kabin dengan arah yang akan dilalui. Dengan adanya dua kabin tersebut, maka akan mempersingkat dan memeprmudah operasional lokomotif, dari segi waktu karena tidak perlu memutar lokomotif Kedua, lokomotif ini mampu digunakan untuk menerjang banjir, hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari sistem penggerak yang digunakan, yaitu menggunakan diesel hidraulic layaknya lokomotif pendahulunya yaitu lokomotif seri BB301/ 394 yang saat ini tidak lagi beroperasi. Dengan menggunakan gardan yang berada pada bagian tengah lokomotif, memungkinkan lokomotif untuk berjalan menembus genangan banjir yang tidak dapat dilalui oleh lokomotif seri lainnya. Lokomotif Cc300 sendiri memiliki toleransi batas ketinggian air dari 25 cm sampai dengan 1 meter. Ketiga, dengan disematkannya genset Catepillar apda lokomotif, maka lokomotif ini dapat menjadi sumber kelistrikan pada rangkaian kereta, sehingga rangkaian kereta penumpang tidak lagi memerlukan kereta pembangkit, yang artinya, keberadaan kereta pembangkit dapat digantikan dengan kereta penumpang lainnya sehingga okupansi dapat maksimal.
Perjalanan Karir CC300
Dalam perjalanannya sampai dengan
artikel ini saya tulis, beberapa kali CC300 telah terlihat berdinas di kawasan
rawan banjir, seperti petak Sidoarjo-Porong pada banjir Porong di tahun
2015-2017, perbantuan di wilayah Daop 1 Jakarta, berdinas menarik rangkaian
kricak di Daop 8, dan saat ini berdinas rangkaian KA Pangrango di Daop 1. 16
Juni 2014, menarik rangkaian kereta kedinasan milik kementrian perhubungan,
CC300 membawa rombongan MPR RI dari Kota Solo menuju Madiun. dan beberapa kali
berdinas pada masa angkutan lebaran, dimana banyak lokomotif reguler (CC201,
203, 206) berdinas, maka CC300 menjadi lokomotif yang diperbantukan dan stand
by di beberapa dipo baik di Daop 4, Daop 1, dan Daop 8. Total terdapat 5 unit
lokomotif seri CC300, pada tahun 2012, dibuat sebanyak 3 buah lokomotif CC300
dengan penomoran CC300 12 01, CC300 12 02, dan CC300 12 03. Dua lokomotif
sisanya dibuat di tahun 2014, dengan penomoran CC300 14 01, dan CC300 14 02.
Dimana untuk CC300 14 01 saat ini berada di Medan, CC300 14 02 berada di
Tanjung Karang, sedangkan 3 lainnya (batch 1) berada di Pulau Jawa. Adapun cara termudah untuk membedakan antara batch pertama dengan batch kedua, adalah dari jendela kecil di sisi kanan dan kiri dari jendela utama, dimana pada batch pertama jendela kecil tersebut tidak tersedia. Sedangkan perbedaan antara batch kedua dengan batch ketiga adalah dari keberadaan pendingin ruangan yang terdapat pada masing-masing kabin lokomotif.
CC300 batch kedua |
Mengapa lokomotif ini tidak digunakan untuk menarik rangkaian KA reguler?
Karena lokomotif ini bukanlah milik dari PT KAI selaku oeprator kereta api di Indonesia, melainkan kepemilikan dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian, dan hanya digunakan sebagai lokomotif perbantuan ketika terjadi kondisi darurat. Meskipun demikian, pada pertengahan tahun 2019 silam (14 Mei 2019), lokomotif ini menjadi lokomotif dinasan KA Pangrango Tambahan musim lebaran 2019 di Daop 1. Bahkan, lokomotif ini dinilai cukup agresif dan cocok digunakan di daerah pegunungan yang memiliki banyak tikungan tajam dan jalur rel menanjak. Namun ada yang menarik dari dinasan KA Pangrango Tambahan ini sobat, dimana rangkaian Pangrango tetap menggunakan kereta makan pembangkit.
CC300 Pesanan PNR |
CC300 Reborn
Pada tahun 2020, dunia perkereta apian Indonesia kembali digemparkan dengan kehadiran CC300 dengan wajah yang berbeda. Dimana, lokomotif ini kembali diproduksi oleh INKA sebanyak 3 unit sebagai pemenuhan kontrak pembalian dengan Philippine National Railways (PNR). Perbedaan dari CC300 Batch 3 ini dengan pendahulunya adalah, dimana pada bagian atap lokomotif terdapat AC di masing-masing atap kabinnya. Hal ini menjadikan kabin lokomotif akan terasa ebih sejuk dibandingkan dengan pendahulunya. Uji coba dinamispun sudah dilakukan beberapa kali sampai dengan artikel ini ditulis. Tidak hanya dari bentuk warnya yang dipilih juga menyesuikan dengan permintaan user, yaitu warna orange light. Terhitung 3 buah lokomotif ini memiliki penomoran CC300 20 01, 20 02, dan 20 03.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar