Stasiun Yogyakarta (kode: YK, +113 m dpl) — juga dikenal sebagai Stasiun Tugu — terletak di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan berada di bawah naungan PT Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 6. Stasiun ini beserta rel KA yang membujur dari barat ke timur merupakan daerah perbatasan antara Kecamatan Jetis dan Gedongtengen.
Stasiun ini melayani pemberangkatan dan kedatangan kereta api (KA)
kelas eksekutif dan bisnis. Pemberangkatan dan kedatangan KA kelas
ekonomi dilayani di Stasiun Lempuyangan. Stasiun Tugu Yogyakarta adalah stasiun kereta api terbesar di di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Stasiun Tugu 1887
Dahulu, di stasiun ini terdapat dua percabangan jalur di sisi barat
stasiun yang saat ini sudah dinonaktifkan. Jalur pertama ke utara menuju
Magelang dan berakhir di Parakan. Bekas jalur Jogja-Magelang ini dapat kita lihat di beberapa tempat di Jalan Tentara Pelajar, Yogyakarta. Jalur ini juga bercabang di Secang menuju Museum Kereta Api Ambarawa melalui Tuntang hingga berakhir di Kedungjati. Jalur yang kedua, ke arah selatan menuju Palbapang di Kabupaten Bantul.
Bekas jalur ini juga masih terlihat di beberapa tempat, salah satunya
adalah yang sekarang menjadi lapangan parkir di sisi barat laut Kraton
Yogya.
Pasar Bringhardjo 1910
Meskipun Stasiun Tugu Anno 1887 merupakan salah satu stasiun yang cukup
tua (Stasiun Bogor Anno 1880), namun memiliki Arsitektur yang unik.
Gedung stasiun berada di tengah kedua sisi rel kereta api, sedangkan
bangunan menghadap ke jalan poros kota Yogyakarta. Memasuki Stasiun Tugu Yogyakarta dari pintu timur kita akan di sambut
dengan monumen berbentuk lokomotif uap. Keberadaan monumen ini, tidak
hanya terdapat di Stasiun Tugu saja, melainkan berada di Stasiun
Lempuyangan pada sisi barat dekat dengan palang pintu perlintasan kereta
api. Pemilihan pompa air lokomotif atau stoom di jadikan monumen tidak
terlepas dari latar belakang sejarah perkeretaapian yang sempat
mengandalkan tenaga uap. Pada masa itu setiap satu rombongan gerbong
kereta api harus menyediakan satu gerbong air yang dipanaskan sebagai
tenaga mesin uap untuk menjadi daya penggerak lokomotir kereta api.
Fungsi dari pompa air lokomotif ini adalah sebagai alat penyedot air dari sungai-sungai yang berada di sekitar stasiun untuk menyuplai ketersediaan air yang disimpan di tandon-tandon air. Keberadaan pompa air lokomotif dan tandon-tandon air menjadi syarat wajib bagi stasiun kereta api yang di fungsikan sebagai stasiun besar atau utama. Melalui tandon-tandon inilah air di alirkan ke dalam gerbong tangki air kereta. Selanjutnya air ini akan dipanaskan di dalam ketel-ketel kemudian tekanan uap panasnya akan didayagunakan sebagai tenaga penggerak mesin lokomotif.
Keberadaan monumen ini menjadi penanda penting bagi perkembangan teknologi perkeretaapian yang telah memasuki abad modern. Periode kereta api tenaga uap sudah berakhir, kini fungsinya telah digantikan dengan lokomotif diesel dan tenaga listrik. Perkembangan waktu dan teknologi lambat laun mengantarkannya menuntaskan tugasnya. Tower atau tandon-tandon air yang dibangun diberbagai stasiun yang bertugas mengisi gerbong tangki air dapat juga dikatakan telah punah. Pompa air antik yang 99 prosen terbuat dari besi itu kini menjadi monumen yang menyimpan sejarah perkeretaapian masa lalu.
Kiranya tak ada pemberhentian kereta yang letaknya sestrategis
Stasiun Tugu Yogyakarta. Bagaimana tidak, stasiun utama di kota gudeg
ini terletak tepat di jantung kota dan dekat dengan berbagai objek
wisata menarik. Turun dari kereta di stasiun ini, anda tak perlu
membuang waktu untuk menjangkau hotel dan pusat belanja. Kawasan
Malioboro yang terletak tepat di sebelah selatan stasiun menawarkan
sejumlah hotel berbintang maupun melati serta pusat belanja tradisional
maupun modern.
Stasiun Tugu mulai melayani kebutuhan transportasi sejak 2 Mei 1887,
sekitar 15 tahun setelah Stasiun Lempuyangan. Awalnya, stasiun ini hanya
digunakan untuk transit kereta pengangkut hasil bumi dari daerah di
Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Namun sejak 1 Febnruari 1905,
stasiun ini mulai digunakan untuk transit kereta penumpang. Jalur luar
kota pertama dibangun tahun 1899, menghubungkan yogyakarta dan
Surakarta. Berawal dari sebuah stasiun kecil, stasiun Tugu kini telah menjadi
salah satu stasiun terbesar di Indonesia. Memiliki 6 jalur kereta,
stasiun ini melayani transportasi dari hampir seluruh kota besar di
Jawa. Lebih dari 20 keberangkatan dan kedatangan kereta berlangsung
setiap hari, baik kereta ekonomi, bisnis maupun eksekutif. Ada berbagai
tawaran kereta dan waktu keberangkatan untuk menuju daerah tertentu
sehingga anda memiliki banyak pilihan.
Karena dibangun pada masa kolonial Belanda, maka arsitektur
bangunannya pun sangat kental dengan nuansa Eropa. Begitu turun dari
kereta, anda akan langsung mengenalinya dari pintu-pintu besar berwarna
coklat serta langit-langit yang tinggi dimantapkan dengan warna dinding
yang putih. Anda juga bisa menikmati pesona bangunan stasiun yang hingga
sekarang masih dipertahankan keasliannya dari depan. Bangunan tampak
megah dengan pintu besar dan dua atap yang memayungi jalur kereta. Stasiun Tugu merupakan salah satu stasiun besar yang masih
mempertahankan fungsinya sebagai tempat perawatan kereta, berbeda dengan
stasiun besar umumnya yang kini hanya sebagai tempat transit.
Karenanya, anda bisa berkelana ke sudut-sudut stasiun untuk dapat
menyaksikan aktivitas para montir kereta serta menelusuri jejak ketuaan
stasiun kereta ini. Beberapa karyawan di stasiun ini cukup mengetahui
sejarah stasiun, sehingga dapat diajak berbincang.
Bila menuju ke bagian barat stasiun, anda akan menemui tempat
perbaikan lokomotif kereta. Anda pasti takjub karena bisa mengamati
secara detail setiap komponen yang ada di lokomotif. Bahkan, anda bisa
mengamati mesin dari bawah karena ada sebuah tangga menuju bagian bawah
lokomotif yang ‘diparkir’. Tak jauh dari situ, anda bisa melihat patung
kereta kuno berwarna hitam yang juga menarik untuk dinikmati. Berjalan sedikit ke selatan, anda dapat menemui tempat perbaikan
gerbong kereta. Meski tak bisa masuk, anda bisa mengintipnya dari
pagar-pagar besi berwarna putih biru yang mengelilinginya. Memandang ke
atas, akan terlihat sebuat onderdil kereta yang diletakkan di menara
berwarna kuning. Onderdil itu adalah derek penyambung gerbong kereta
yang telah digunakan sejak jaman Belanda. Bila anda berjalan lagi ke
utara, maka akan ditemui para petugas pembersih kereta.
Kalau anda datang atau akan berangkat pada saat petang, maka
sempatkanlah untuk berdiri di antara jalur 4 dan 6 dan lihatlah ke
barat. Pemandangan senja yang indah akan bisa ditemui saat langit cerah,
berpadu dengan rel-rel kereta yang semakin jauh akan tampak seperti
garis-garis yang akhirnya menyatu menjadi satu titik. Adanya derek
kereta di menara dan anak-anak jalanan yang membawakan musik akan
semakin menambah keeksotikan pemandangan senja.
Puas menikmati keindahan stasiun, anda bisa memulai perjalanan wisata
anda di Yogyakarta. Berbagai macam alat transportasi transportasi
tersedia di stasiun ini. Anda bisa naik becak menuju Kraton Yogyakarta
dan penjualan bakpia di Pathuk. Jika hendak bepergian agak jauh, anda
bisa menggunakan bis kota atau taksi, sementara bila akan langsung
wisata belanja, anda tinggal berjalan menapaki kawasan Malioboro yang
terletak persis di bagian selatannya.
Sumber tulisan:
- http://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Yogyakarta.
- http://kotajogja.com/berita/index/Monumen-Stasiun-Tugu,-Penanda-Sejarah-Teknologi-Uap-di-Dunia-Kereta-Api.
- http://www.jekardah.com/news-and-event/stasiun-tugu-stasiun-tertua-di-jogjakarta/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar