orange

"WEB KA TERBESAR DI INDONESIA"-"UPDATE SETIAP HARI"-"WEB KA TERBESAR DI INDONESIA"-"UPDATE SETIAP HARI"-"WEB KA TERBESAR DI INDONESIA"-"UPDATE SETIAP HARI"-
Tampilkan postingan dengan label GALLERY PHOTO. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label GALLERY PHOTO. Tampilkan semua postingan

Mengabadikan Momen KA Logawa dan Argo Wilis di Tahun 2015 Silam

Pada suatu pagi yang hangat di tahun 2015, aku memulai perjalanan kecil yang penuh antusias: berburu momen kereta api, sebuah hobi yang tak hanya memuaskan rasa ingin tahu, tapi juga mendekatkanku dengan jejak-jejak besi yang menyimpan cerita. Hari itu, dua kereta menjadi target utamaku Kereta Api Logawa dan Argo Wilis, dua layanan berbeda yang sama-sama ikonik di jalur selatan Pulau Jawa. Aku memilih sebuah titik favorit di pinggiran kota, di mana rel membelah sawah yang masih diselimuti embun. Di kejauhan, suara gemuruh mulai terdengar: KA Logawa, kereta ekonomi rakyat yang melayani rute panjang Jember - Purwokerto, perlahan muncul dengan wajah khasnya. Ditarik lokomotif CC201, ia melaju dengan rangkaian panjang berwarna putih-biru sederhana, membawa penumpang dari pelosok timur Jawa menuju barat. Logawa selalu punya kesan tersendiri bagiku kereta ini bukan sekadar alat transportasi, tapi saksi dari dinamika sosial, perjalanan perantauan, hingga kisah keluarga yang dipertemukan kembali.

Bermanuver dan Bersilang Antara KA Taksaka Pagi Dengan KA Logawa

Kereta Api Taksaka merupakan salah satu kereta api eksekutif paling ikonik di Indonesia yang melayani rute Yogyakarta - Gambir (Jakarta). Nama "Taksaka" berasal dari mitologi Hindu, yakni Naga Taksaka, makhluk mistis yang melambangkan kekuatan dan kecepatan dua nilai yang memang melekat erat pada kereta ini sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 1994. Dari awal pengoperasiannya, KA Taksaka dirancang sebagai layanan kelas atas, menghadirkan pengalaman perjalanan mewah bagi penumpang di jalur utama selatan Pulau Jawa. Salah satu fakta unik dari KA Taksaka adalah bahwa ia merupakan kereta pertama di Indonesia yang menawarkan layanan eksekutif murni secara eksklusif pada lintas Yogyakarta–Jakarta. Tidak seperti kereta lain yang biasanya memiliki komposisi campuran antara kelas ekonomi, bisnis, atau eksekutif, Taksaka sejak awal dirancang hanya untuk penumpang eksekutif, menciptakan citra sebagai kereta mewah sejati di zamannya.

Lalu Lintas KA Malabar dan Malioboro Ekspres di Jembatan Brantas, Kampung Jodipan

Kereta Api Malioboro Ekspres menyimpan sejumlah fakta unik yang menjadikannya salah satu kereta paling istimewa di Pulau Jawa, terutama bagi masyarakat Jawa Timur dan Yogyakarta. Meskipun baru diresmikan pada tahun 2012, kereta ini cepat merebut perhatian publik karena melayani rute Malang - Yogyakarta, dua kota yang selama puluhan tahun tidak terhubung langsung dengan jalur kereta api reguler. Salah satu fakta unik dari KA Malioboro Ekspres adalah bahwa ia merupakan kereta pertama dalam sejarah modern Indonesia yang menghidupkan kembali jalur lintas selatan-tengah dari Malang menuju Yogyakarta setelah vakum selama lebih dari tiga dekade. Sebelum kehadirannya, masyarakat harus naik beberapa kereta dengan transit, atau menggunakan moda transportasi darat lainnya yang lebih lambat dan kurang efisien. Yang menarik, jalur yang dilintasi oleh Malioboro Ekspres tergolong langka—melewati kota-kota kecil yang jarang disinggahi kereta jarak menengah, seperti Blitar, Wonosari, dan Lempuyangan, membuatnya menjadi satu-satunya kereta jarak jauh reguler yang menyusuri rute pegunungan dan lembah subur di sisi selatan Jawa Timur dan DIY. Ini menjadikan perjalanan dengan kereta ini tidak hanya efisien, tapi juga sangat indah secara visual, karena penumpang disuguhi lanskap sawah, perbukitan, hingga jalur lengkung dan terowongan.

CC203 Bersama Rangkaian KA Malioboro Ekspress Memasuki Stasiun Kertosono

KA Malioboro Ekspress
Kereta Api Malioboro Ekspres merupakan salah satu kereta api penumpang kelas campuran (eksekutif dan ekonomi premium) yang menghubungkan dua kota budaya: Malang di Jawa Timur dan Yogyakarta di Jawa Tengah. Diluncurkan pertama kali pada tanggal 21 September 2012, kehadiran KA Malioboro Ekspres menandai pembukaan kembali layanan kereta api langsung antara Malang dan Yogyakarta yang telah lama vakum sejak dekade 1970-an. Nama “Malioboro” diambil dari Jalan Malioboro, ikon wisata dan pusat kebudayaan yang sangat dikenal di Yogyakarta. Pemilihan nama ini menjadi simbol semangat untuk menghubungkan dua kawasan yang sama-sama kaya akan budaya, pendidikan, dan pariwisata. Sejak awal, KA Malioboro Ekspres ditujukan sebagai moda transportasi yang nyaman, aman, dan terjangkau, terutama bagi wisatawan dan pelajar yang sering bepergian antar kedua kota.

Kereta Api Bima di Akhir Perjalanannya Menuju Malang

Sejak 1 Juni 1967, KA Bima singkatan dari “Biru Malam” telah dikenal sebagai kereta eksekutif legendaris pertama di Indonesia, menggunakan gerbong tidur (sleeper) berwarna biru dan menawarkan perjalanan malam yang mewah antara Jakarta dan Surabaya. Rutenya melintasi jalur selatan, melalui Semarang, Madiun, dan Jombang hingga Surabaya Gubeng. Pada 6 Februari 2014, rute Bima diperpanjang hingga Stasiun Malang untuk meningkatkan konektivitas antara Jawa Timur dan Jakarta. Penambahan ini menjadikan Malang sebagai titik akhir perjalanan, yang mencakup pemberhentian di Surabaya, Sidoarjo, Lawang, hingga Malang, dengan jadwal keberangkatan dari Malang sekitar pukul 14.25 WIB dan tiba di Jakarta pagi hari. Namun, pada 1 September 2020, PT KAI memutuskan untuk kembali menyingkat rute Bima hanya hingga Surabaya–Jakarta, akibat penurunan tajam jumlah penumpang selama pandemi COVID-19, khususnya di koridor Surabaya-Malang. Dampaknya, stasiun Malang kembali kehilangan layanan Bima sebagai bagian dari strategi restrukturisasi jalur dan penyesuaian GAPeka (grafik perjalanan kereta api).

Foto Indah Rangkaian KA Jayakarta Premium di Desa Kweden Kembar

Kereta Api Jayakarta Premium merupakan salah satu kereta kelas ekonomi premium yang melayani rute Surabaya Gubeng - Pasar Senen (Jakarta) dan sebaliknya. Kehadiran kereta ini tidak hanya memperluas pilihan transportasi antarkota bagi masyarakat, tetapi juga mencerminkan babak baru modernisasi layanan kereta kelas ekonomi di Indonesia. Nama “Jayakarta” sendiri diambil dari nama lama kota Jakarta, yang berasal dari bahasa Sansekerta dan berarti “kemenangan yang gemilang.” Nama ini sekaligus memperkuat identitas kereta sebagai penghubung dua kota besar yang memiliki peran penting dalam sejarah dan ekonomi nasional. Sejarah KA Jayakarta Premium dimulai pada tahun 2017, ketika PT KAI bersama PT INKA mulai meluncurkan kereta ekonomi premium sebagai bagian dari inovasi layanan menjelang masa angkutan Lebaran. Jayakarta Premium adalah salah satu dari delapan rangkaian baru yang diperkenalkan pertama kali pada momen tersebut. Kereta ini langsung mencuri perhatian karena menawarkan fasilitas mendekati kelas bisnis, namun tetap dalam kategori ekonomi, dengan tarif yang jauh lebih terjangkau.

Ketika Rangkaian KA Penataran Sekali Lagi Menggunakan Lokomotif CC206

KA Penataran dengan CC206

Pada masa awal pandemi COVID-19 tahun 2020, terjadi perubahan besar dalam pola operasional perkeretaapian di Indonesia, termasuk penggunaan lokomotif CC206 untuk menarik kereta ekonomi lokal, yang sebelumnya jarang menggunakan tipe lokomotif tersebut. Kejadian ini cukup unik dan menarik perhatian para pengamat dan pecinta kereta api. Berikut penjelasan mengapa hal ini terjadi. Pertama, adalah Penurunan Jumlah Perjalanan Kereta Jarak Jauh, Akibat pembatasan perjalanan dan anjloknya jumlah penumpang karena PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), banyak kereta jarak jauh dibatalkan operasionalnya, seperti kereta eksekutif, bisnis, dan campuran. Akibatnya, banyak lokomotif kelas berat seperti CC206 yang biasanya menarik kereta jarak jauh menjadi “nganggur” atau idle di depo-depo. Kedua, Efisiensi Operasional dan Penggunaan Aset, Daripada dibiarkan tidak terpakai, PT KAI melakukan redistribusi penggunaan lokomotif untuk memaksimalkan aset yang tersedia. Lokomotif CC206, yang biasanya digunakan untuk kereta komersial dan barang, akhirnya ditugaskan untuk menarik kereta ekonomi lokal, seperti KA Dhoho, Penataran, Tumapel, dan Pandanwangi, menggantikan CC201 atau CC203.

Pesona KA Matarmaja Dengan Matahari Pagi Meninggalkan Stasiun Kesamben

Kereta Api Matarmaja merupakan salah satu kereta legendaris di Indonesia yang menghubungkan Malang dengan Pasar Senen, Jakarta, dan dikenal sebagai kereta sejuta umat. Nama “Matarmaja” sendiri adalah akronim dari tiga kota yang pernah menjadi rute awalnya, yaitu Malang - Blitar - Madiun - Jakarta. Kereta ini pertama kali dioperasikan pada era 1980-an sebagai layanan ekonomi jarak jauh dengan tarif yang sangat terjangkau, menjadikannya salah satu transportasi andalan bagi kalangan pekerja migran, mahasiswa, dan pelancong dari Jawa Timur ke Ibu Kota. Salah satu fakta unik dari KA Matarmaja adalah fenomena sosial yang melekat kuat dengannya. Kereta ini kerap disebut sebagai “kereta perjuangan” karena penumpangnya sering kali berasal dari lapisan masyarakat yang merantau untuk mengubah nasib. Banyak cerita tentang bagaimana penumpang rela menempuh lebih dari 15 jam perjalanan dalam kondisi padat, bahkan dahulu sebelum ber-AC, dengan fasilitas yang sangat sederhana. 

Mengenang Perjalanan KA Tambahan Dari Malang Menuju Surabaya

Pada tahun 2017, PT KAI Daerah Operasional VIII Surabaya mengantisipasi lonjakan penumpang pada beberapa momen penting seperti Imlek, Lebaran, dan libur panjang Idul Adha dengan mengoperasikan kereta tambahan rute Malang-Surabaya serta sebaliknya. Pada 26 Januari 2017, menjelang Libur Imlek, PT KAI Daop 8 meluncurkan kereta tambahan, termasuk KA Gajayana Tambahan yang berangkat dari Stasiun Malang pada pukul 19.45 WIB menuju Jakarta, serta KA Kertajaya tambahan berkelas ekonomi dari Surabaya Pasar Turi, di mana rute seperti ini melintasi Malang dan mengakomodir kebutuhan lokal dan antarkota. Menjelang musim Lebaran tahun 2017, PT KAI Daop Madiun (yang wilayahnya juga meliputi lintas Malang-Surabaya) menambah dua rangkaian kereta ekonomi premium rangkaian “Mantab Premium” melayani rute Madiun-Pasar Senen dan sebaliknya mulai 15 Juni 2017, sebagai bagian dari delapan rangkaian baru produksi PT INKA untuk melayani angkutan Lebaran. Meski tambahan ini tidak langsung bertajuk Malang-Surabaya, rangkaian premium tersebut di beberapa perjalanannya juga melintasi kota-kota besar di Jawa Timur termasuk Malang, dan memperkuat layanan selama periode arus mudik-balik.

Sejarah Panjang Perjalanan KA Penataran di Jawa Timur

Kereta Api Penatara adalah salah satu kereta lokal legendaris yang melayani rute antara Surabaya - Blitar melalui jalur selatan Jawa Timur. Dibuka sejak zaman kolonial Belanda, kereta ini tidak hanya menjadi moda transportasi penting, tapi juga saksi sejarah perjalanan masyarakat Jawa Timur dari masa ke masa. Nama “Penataran” diambil dari situs Candi Penataran, kompleks candi Hindu terbesar di Jawa Timur yang terletak di Kabupaten Blitar, menggambarkan bahwa kereta ini membawa penumpang menyusuri jejak peradaban dan kebudayaan klasik Jawa Timur. Salah satu fakta unik dari KA Penataran adalah frekuensinya yang tinggi dan jalurnya yang panjang, menjadikannya kereta lokal dengan salah satu jumlah pemberhentian terbanyak di Indonesia, yakni lebih dari 30 stasiun. Kereta ini menghubungkan kawasan metropolitan seperti Surabaya dan Sidoarjo dengan kota-kota budaya dan agraris seperti Malang, Kepanjen, dan Blitar. Karena menyusuri jalur yang padat, Penataran menjadi pilihan utama masyarakat menengah dan pelajar untuk bepergian harian, terutama dari Malang ke Surabaya atau sebaliknya, dengan tarif yang sangat terjangkau berkat subsidi pemerintah (PSO).

KA Dengan Perjalanan Satu Hari Satu Kali, Fakta Tentang KA Tawangalun

Kereta Api Tawang Alun menyimpan banyak kisah menarik di balik perjalanannya dari Banyuwangi menuju Malang. Nama uniknya berasal dari Prabu Tawang Alun, raja terakhir Kerajaan Blambangan simbol penting bagi identitas lokal Banyuwangi. Diluncurkan tahun 2002 sebagai pengganti KA Rengganis dari era 1990an, Tawang Alun terus menjadi andalan bagi masyarakat di daerah tapal batas Jawa Timur. Kereta ini hanya memiliki satu rangkaian penuh yang terdiri dari lima gerbong ekonomi AC dan satu gerbong makan pembangkit, serta ditarik lokomotif CC 201 sebuah konfigurasi yang dapat membuat perjalanan terasa lebih personal dan akrab. Uniknya, lokomotifnya kadang menampilkan gaya “long hood forward” saat masuk Malang penampilan yang jarang dipertahankan pada layanan KA ekonomi lain. Rutenya sepanjang ±314 km melintasi lebih dari 17 stasiun, termasuk Stasiun Glenmore yang bangunannya kini menjadi cagar budaya dari era Staatsspoorwegen, serta terowongan bersejarah seperti Garahan dan Mrawan . Rangkaian perjalanannya sekitar 7 ½ jam, dengan rata-rata kecepatan 60-90 km/jam.

Manuver Indah Kereta Api Sri Tanjung Dengan Logo Baru di Stasiun Tarik Sidoarjo

KA Sritanjung di Tarik
Selamat dan semangat pagi sobat semua dan Salam Spoor...!!!! Dalam postingan kali ini saya akan mengajak sobat semua untuk kembali mengunjungi spor legendaris yang berada di sisi Barat dari Stasiun Tarik. Dalam postingan kali ini, saya akan mengajak teman-teman semua untuk menikmati manuver indah dari rangkaian KA Sirtanjung dengan relasi Banyuwangi menuju Kota Yogyakarta. Gambar ini sendiri saya abadikan pada sore hari, masih di sekitar jam 14.00 WIB, dan menariknya, meski foto-foto ini saya upload di tahun 2024, namun foto ini adalah foto yang saya abadikan di tahun 2021.  Dari foto ini dapat sobat lihat bagaimana indahnya rangkaian KA Sritanjung saat berbelok indah, dengan posisi lokomotif longhood, dimana bagian mesin berada di paling depan, dan bagian kabin berada pada bagian belakang yang dekat dengan kereta. Selain itu hal yang menarik lainnya adalah, spot itu sendiri, dimana masih terlihat jika sisi Barat dari Stasiun Tarik masih belum terlihat proyek jalur ganda dari Mojokerto sampai dengan Sepanjang.

Mengabadikan Momen Kereta Api Gajayana Edisi Kemerdekaan Republik Indonesia

KA Gajayana dengan full livery HUT RI
Selamat dan semangat pagi sobat semua dan Salam Spoor....!!!! Postingan kali ini adalah postingan yang juga akan saya gunakan untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76 tahun. Dalam rangka HUT RI ini, PT KAI kembali membuat sebuah gebrakan dengan memberikan livery spesial untuk beberapa rangkaian kereta api yang dioperasikannya, dan salah satunya adalah rangkaian KA Gajayana yang sobat lihat pada postingan ini. Saya sendiri tidak begitu tahu, rangkaian yang mana yang memiliki atau berliverykan HUT RI, karena dari dua rangkaian KA Gajayana hanya ada satu rangkaian yang menggunakan livery HUT RI. Tidak hanya rangkaian, lokomotifnya pun tidak lepas dari livery HUT RI, dimana livery ini sendiri merupakan livery sementara yang terbuat dari stiker tempel, sehingga memang berganti momen berganti pula stiker yang menempel di lokomotif dan rangkaianya. Untuk mengabadikan momen ini saya sudah ke spot yang ada di Kepanjen ini, setidaknya dua kali dalam satu minggu, dimana pada hari pertama saya mendapatkan rangkaian KA Gajayana dengan livery full HUT RI, namun sayangnya tidak dengan lokomotifnya. Sedangkan selang beberapa hari setelahnya, setelah saya mendapatkan info kalau lokomotif dan rangkaian yang digunakan full livery, saya kembali ke spot untuk mengabadikannya. Hari itu cukup beruntung, karena ternyata benar saja sobat, rangkaian KA Gajayana hari itu benar-benar menggunakan full livery, beserta dengan lokomotif yang berstiker.

Pertemuan Tiga Kereta Api di Stasiun Tarik, Jayakarta Premium Rangkaian Panjang

KA Jayakarta Premium Berjalan Langsung
Selamat dan semangat pagi sobat semua dan Salam Spoor..!!!! Dalam postingan kali ini saya akan mengajak sobat semua untuk menikmati momenistimewa yaitu momen yang dapat kita namakan dengan tunggu silang dan susul, dari dua rangkaian kereta lokalan Dhoho dan KRD Kertosono, dengan KA Jayakarta Premium. Pada hari tersebut saya sengaja akan melakukan perjalanan dari Mojosari menuju Malang dengan menggunakan rangkaian kereta api lokal Dhoho, dimana rangkaian KA Dhoho sendiri akan berjalan dengan melalui jalur kantong untuk menuju Malang. Jadi rute yang akan saya tempuh adalah bermula dari Tarik, Mojokerto, Kertosono, Kediri, Tulungagung, Blitar, sampai dengan Malang. Seperti biasaya, pada jadwal perjalanan kereta api yang baru, Stasiun Tarik menjadi stasiun yang istimewa, karena setiap paginya, akan ada pertemuan tiga rangkaian kereta api. Adapun susuran rangkaian yang masuk ke stasiun Tarik adalah, pertama KA Lokal dari arah Mojokerto menuju Surabaya masuk di jalur empat, disusul beberapa menit kemudian, KA Lokal Dhoho dari arah Surabaya menuju Mojokerto masuk di jalur nomor satu, dan kedua rangkaian KA tersebut harus menunggu sekitar 5-10 menit kalau tidak salah, sebelum akhirnya rangkaian KA Jayakarta Premium dengan 16 kereta penumpang berjalan langsung di jalur 2 dari stasiun Tarik. Kedua kereta lokal tersebut mengalah bukan tanpa sebab, hal ini dikarenakan rangkaian KA Jayakarta Premium terlalu panjang untuk dapat berhenti di stasiun-stasiun kecil sepanjang petak Mojokerto sampai dengan Wonokromo. Sehingga, rangkaian panjang tersebut harus didahulukan.

Momen Bersejarah Dinas Perdana Lokomotif CC206 15 11 Setelah Rehat Dua Tahun

CC206 15 11 dinasan rangkaian ketel BBM

Selamat dan semangat pagi sobat semua dan Salam Spoor..!!!! Halo sobat semua dalam kesemaptan kali ini saya ingin mengajak sobat semua untuk kembali melakukan perburuan rangkaian kereta api, namun dala postinga ini, bukan rangkaian kereta apinya yang akan kita buru melainkan lokomotifnya. Mengapa? Karena lokomotif seri CC206 angkatan tahun 2015 nomor 11 ini, merupakan lokomotif yang pernah mengalami kecelakaan di tahun 2019 silam. Tepatnya pada tanggal 26 Agustus 2019, di perlintasan Gorowong, Desa Warugnbambu, kecamatan Karawang Timur, Jawa Barat, ketika lokomotif ini berdinas menarik rangkaian Argo Parahyangan. Setelah kecelakaan tersebut, lokomotif ini berhenti beroperasi hampir dua tahun sampai dengan foto ini dirilis, yang merupakan dinas perdana dari lokomotif ini. Lokasi sendiri saya abadikan di wilayah SIngosari, petak antara stasaiun Blimbing dengan stasiun Singosari, atau lebih tepatnya berada di belakang rumah sakit Marsudi, Singosari.

Mengabadikan Momen Kereta Api Jayakarta Premium Rangkaian Panjang di Kwedenkembar, Mojoanyar, Mojokerto

KA Jayakarta Premium Panjang
Selamat dan Semangat Pagi sobat semua dan Salam Spoor..!!!!! Postingan kali ini saya akan mengajak sobat semua untuk pergi ke area yang berada pada petak antara Stasiun Mojokerto dengan stasiun Tarik yang lebih tepatnya berada di Desa Kweden Kembar, Mojoanyar, Mojokerto. Rangkaian kereta api yang saya abadikan dalam postingan ini adalah rangkaian dari kereta api Jayakarta Premium rangkaian panjang, yang sedang mengawali perjalanannya dari Kota Surabaya menuju Kota Jakarta, via jalur Selatan melewati Yogyakarta. Hari dimana momen ini diabadikan, adalah pada musim penghujan awal di tahun 2021, awalnya saya berniat untuk mengabadikan momen ini di sektiaran jembatan kali Brantas, tapi karena melihat kondisi cuaca yang mendung dan gelap, serta kondisi di sekitar jembatan Brantas yang sepi senyap, maka saya memutuskan untuk berpindah spot untuk meghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Saya memutuskan untuk mencari spot yang kiranya mudah untuk dijangkau, tidak becek ketika hujan, dan pastinya, cukup ramai dilewati oleh orang-orang sekitar rel. Akhirnya saya memutuskan untuk ke spot ini, spot yang biasa jgua saya kunjungi. Benar saja, hujanpun turun beberapa saat sebelum rangkaian KA Sritanjung dari arah Surabaya menuju Yogyakarta melintas, sedangkan KA Jayakarta Premium sendiri, melintas sekitar 15 menit tepat dibelakang KA Sritanjung.

Kereta Api Gajayanan Full Livery Stiker HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 di Metro, Kepanjen

KA Gajayana di jembatan Metro, Kepanjen
Selamat dan Semangat Pagi sobat semua dan Salam Spoor...!!! Dalam postingan kali ini saya akan mengajak sobat semua untuk mengabadikan momen kereta api Gajayana dengan rangkaian full stiker edisi khusus untuk memperingati kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 yang bertuliskan #KAIUntuk Indonesia. Momen ini sendiri, sengaja saya abadikan di jembatan legendaris yang berada di Kepanjen Malang, yaitu jembatan Metro, dimana beberapa minggu sebelumnya, saya sudah sempat mengabadikan beberapa kali momen rangkaian dengan livery stiker khusus edisi kemerdekaan ini di tikungan besar yang ada di Kepanjen. Sehingga saya membutuhkan tempat baru, untuk mengabadikan momen ini. Rangkaian kereta api Gajayana dengan stiker sendiri, hanya terdapat satu rangkaian saya ya sobat, dimana rangkaian kereta satunya lagi, tidak berstiker sehingga rangkaian ini hanya berjalan menuju arah Malang pada hari-hari tertentu saja. Kebetulan, hari itu, dimana saya mengabadikan, rangkaian berstiker ini berjalan menuju Malang. Namun sayangnya adalah, lokomotif yang digunakan, bukanlah lokomotif yang menggunakan stiker seperti pada hari-hari sebelumnya.

Mengabadikan Momen Kereta Api Jayabaya Mengggunakan Lokomotif Berstiker HUT RI ke-76 Tahun

Lokomotif berstiker dengan KA Jayabaya

Selamat dan semangat pagi sobat semua dan Salam Spoor..!!! Semoga sobat semua selalu dalam keadaan sehat dan bersemangat menjalankan aktifitas yang ada di hari ini. Dalam postingan kali ini saya akan mengajak sobat semua untuk menikmati rangkaian kereta api Jayabaya yang ditarik menggunakan lokomotif berstiker edisi khusus untuk memperingati kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 tahun. Lokomotif ini sebelumnya rutin digunakan oleh rangkaian kereta api Gayajana, baik untuk rute Jakarta menuju Malang maupun rute sebaliknya, namun mendekati akhir dari bulan Agustus, lokomotif ini justru lebih sering bermain di luar rute tersebut, dimana beberapa hari sebelumnya, lokomotif ini sempat digunakan untuk menarik rangkaian kereta api angkutan BBM atau ketel, dari Malang menuju Surabaya, dan beberapa hari setelahnya, digunakan untuk menarik rangkaian Jayabaya (namun saya tidak dapat mengabadikannya waktu itu). Pagi hari ini, saya berkesempatan untuk mengabadikan momen tersebut, dimana satu hari sebelumnya, saya mendapatkan kabar jika lokomotif bersetiker akan digunakan untuk menarik rangkaian Jayabaya dan tiba di Malang pada keesokan harinya. Dan benar saja, dalam gambar berikut sobat semua dapat melihat dari bagaimana lokomotif berstiker edisi khusus ini berjalan dengan menarik rangkaian kereta api Jayabaya.

Mengabadikan Kereta Api Tawang Alun dengan Lokomotif CC204 03 01 Dipo Yogyakarta

KA Tawang Alun dengan CC204 03 01
Selamat dan Semangat Pagi Sobat semua dan Salam Spoor..!!! Halo sobat semua, bagaimana kabarnya? Semoga selalu dalam keadaan sehat dan selalu bersemangat ya. Dalam postingan kali ini saya akan mengajak sobat semua untuk menikmati rangkaian kereta api Tawang Alun dalam perjalananya dari Banyuwangi menuju Malang. Momen yang ada di postingan ini adalah momen yang cukup spesial ya sobat semua, dimana rangkaian kereta api Tawang Alun kali ini, yang biasanya berjalan dengan ditarik oleh lokomotif CC201 maka dalam postingan kali ini rangkaian kereta ini berjalan dengan ditarik oleh lokomotif CC204 03 01, dimana lokomotif ini sendiri merupakan lokomotif milik dari Dipo Induk Yogyakarta. Dalam pikiran saya, cukup jauh juga lokomotif ini bermain, sampai ke Banyuwangi. Kereta Tawang Alun merupaan satu-satunya kereta api yang melayani rute dari kota Malang menuju Banyuwangi ya soat, dimana stasiun terminusnya adalah stasiun Ketapang sampai dengan Malang Kota Lama. Kereta ini sendiri hanya memiliki satu kali perjalanan setiap harinya, dimana pad apagi hari berangkat dari Ketapang, Banyuwangi menuju Malang dan pada sore hari berangkat dari Malang menuju Banyuwangi.
 

Manuver Indah Rangkaian Kereta Api Malabar Full New Livery dan Logo Baru KAI di Kepanjen

Manuver KA Malabar di Kepanjen
Selamat dan semangat pagi sobat semua dan Salam Spoor..!!!! Halo sobat semua,semoga sobat selalu dalam keadaan sehat dan bersemangat. Dalam postingan kali ini, saya akan mengajak sobat semua untuk menikmati rangkaian kereta api Malabar di tikungan besar kepanjen. Kereta api Malabar sendiri, merupakan rangkaian kereta api dengan tiga kelas berbeda dalam satu rangkaian, yang berjalan dengan rute dari Bandung menuju Malang dan sebaliknya. Dalam beberapa gambar yang sobat lihat dalam postingan kali ini, merupakan rangkaian kereta api Malabar yang sedang dalam perjalanannya dari Bandung menuju Malang, dimana berangkat dari Bandung pada sore hari, dan tiba di Malang pada pagi hari. Berbeda dengan postingan saya sebelumnya tentang kereta api Malabar, dalam postingan kali ini, sobat semua dapat melihat, dimana rangkaian kereta api Malabar telah menggunakan rangkaian penumpang full livery terbaru khas dari livery stanless steell. Selain itu, berbeda dari sebelumnya, jika apda masa sebelum pandemi COvid-19 rangkaian kereta Malabar berjalan dengan membawa 2 buah gerbong bagasi, maka selama musim pandemi ini, kerete api Malabar hanya membawa 1 buah gerbong bagasi. Hal tersebut dikarenakan PT KAI juga menjalankan kereta parcel Selatan, Tengah, dan Utara, dikarenakan banyaknya rangkaian kereta penumpang yang sebelumnya dalam perjalanannya membawa gebong bagasi, harus berhenti beroperasi.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...