orange

"WEB KA TERBESAR DI INDONESIA"-"UPDATE SETIAP HARI"-"WEB KA TERBESAR DI INDONESIA"-"UPDATE SETIAP HARI"-"WEB KA TERBESAR DI INDONESIA"-"UPDATE SETIAP HARI"-

Benarkah KA Rengganis Berhenti Beroperasi dan Berganti Menjadi KA Tawang Alun Dikarenakan Seringnya Mengalami Kecelakaan?

KA Tawang Alun menuju Malang
Selamat dan semangat pagi sobat semua dan Salam Spoor...!!! Semoga sobat semua selalu dalam keadaan sehat dan selau bersemangat untuk menjalankan berbagai macam aktifitas yang ada di hari ini. Jika pada postingan sebelumnya saya menjelaskan mengenai asal mula sebutan jalur kantong dan bagaimana sejarah awal serta perkembangannya, maka dalam postingan kali ini saya akan membahas mengenai rangkaian KA yang menurut saya legendaris dan juga iconic, yaitu satu-satunya KA yang melayani rute Malang-Banyuwagi, yaitu KA Tawang Alun. Namun disini yang akan saya bahas adalah bagaimana sejarah perjalanan KA Rengganis dan kapan berakhirnya atau berhenti beroperasinya, kemudian kapan lahinrya KA penggantinya yaitu KA Tawang Alun. Tidak banyak sumber yang menjelaskan mengenai akhir dari KA Rengganis dan awal dari KA Tawang ALun. Beberpa sumber di internet, hanya menyatakan KA Rengganis berakhir di era tahun 2000-an, dan KA Tawang Alun hadir sebagai pengganti KA Rengganis juga di tahun 2000-an. Tidak ada tanggal, bulan, dan tahun pastinya kapan kedua KA tersebut berganti peran. Bahkan jika merujuk pada Wikipedia, tertulis bahwa KA Rengganis hadir di era tahun 1990-an, dan melayani rute dari banyuwangi sampai dengan Kediri. Namun data tersebut berbenturan dengan data yang saya dapatkan, dari sebuah sumber yang berupa penelitian mahasiwa hukum Universitas Jember, yang menyatakan bahwa KA Rengganis memiliki dua rangkaian, yaitu KA 262 yang berangkat dari Banyuwangi menuju Malang, dan KA nomor 265 yang berangkat dari Malang menuju Banyuwangi. Tidak ada keterangan jika KA Rengganis sampai dengan Kediri. Bahkan saya sendiri kurang sepakat dengan beberapa sumber yang menuliskan, bahwa alasan pemberhentian KA Rengganis adalah karena seringnya terjadi kecelakaan. Menurut saya pribadi, kalimat "sering terjadi kecelakaan" tidak dapat menjadi alasan kuat untuk berhentinya operasional KA. Saya yakin, ada alasan lain mengapa KA Rengganis berhenti dan berganti menjadi KA Tawang Alun. Beberapa sumber yang saya dapatkan dari internet mengatakan, bahwa pada awal tahun 2000, KA Rengganis mengalami kecelakaan yang mana rangkaian KA mengalami anlok dan terguling di Desa Bangsal Sari, Kecamatan Bangsal Sari, Kabupaten Jember.


KA Tawang Alun mendaki menuju Malang
Sedangkan kecelakaan selanjutnya adalah pada hari raya Natal, tangal 25 Desember tahun 2001, terjadi sebuah kecelakaan di perlintasan yang berada di petak Desa Ledok Ombo dan Kalisat, Jember. Rangkaian KA Rengganis dengan nomor KA 262 dengan rute perjalanan dari Banyuwangi menuju Malang, dan susunan rangkaian KA Rengganis kala itu adalah sebagai berikut, K3 65528, K3 65526, K3 86501. K3 65463, K3 65404, K3 64606 dengan lokomotif yang berdinas adalah BB301 18, menabrak sebuah mobil Panther yang mogok ditengah perlintasan, ketika mencoba untuk melewati jalur rel. Tidak hanya itu, kereta penumpang kelas ekonomi K3 64606 yang ada pada akhir rangkaian, anjlok terguling dan terseret lokomotif sejauh 100 meter di Km 6+3/4. Namun setelah saya telisik lebih dalam, ternyata pada moment tersebut terjadi dua peristiwa sekaligus sob. Pertama adalah rangkaian KA Rengganis menabrak mobil Panther di perlintasan, dan kedua pada saat yang bersamaan adalah tergulingnya kereta pada akhir rangkaian. Ketika rangkaian KA Rengganis memasuki Stasiun Ledokombo, PPKA memberikan Semboyan 5 sinyal masuk Stasiun Ledokombo. KA Rengganis saat itu berjalan langsung, sampai akhirnya PPKA melihat kereta paling akhir dari rangkaian, berjalan oleng begitu hebat dan mengeluarkan debu tebal yang kemungkinan diakibatkan oleh gesekan antara bodi dengan bantalan dan ballast rel. Selanjutnya PPKA menghubungi DK/ OC perihal yang terjadi dengan akhir rangkaian KA 262. Sayangnya, DK/ OC mengkonfirmasi kepada PPKA Stasiun Ledokombo, bahwa lokomotif BB301 18 kala itu, belumdilengkapi dengan radio lokomotif, sehingga masinis tidak dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada rangkaian yang sedang ditarik lokomotif tersebut. Sampai akhirnya, pada pukul 07.58 WIB, PJL 12 mengkonfirmasi kepada PPKA Stasiun Ledokombo, bahwa rangkaian akhir dari KA 262 telah terguling di Km 6+300. 

KA Tawang Alun menggunakan CC201
Penyebab utama dari anlokan dan tergulingya rangkaian akhir KA 262 adalah disebabkan oleh patahnya as roda kereta yang tidak teridentifikasi sebelumnya, dikarenakan tertutup oleh pot bearing. Kemungkinan besar, as roda yang patah sudah termakan usia, dan tidak mampu menahan beban yang ada, ditambah dengan guncangan yang cukup hebat ketika KA melewati wesel rel. Sebelum terguling, kereta penumpang tersebut sempat terseret dan roda kereta sempat membentur pondasi jembatan kecil dengan nomor BH 29. Imbas dari kecelakaan tersebut adalah, dinas traksi K3 64606 mengalami rusak ringan, 335 bantalan rel yang terbuat dari kayu rusak, 75 buah bantalan pada jembatan rusak, 90 meter kubik kricak turun dari badan rel, 5 unit jembatan kecil rusak, dan rel di lokasi kejadian rusak parah. Fakta menariknya adalah, ketika masih dioperasikannya KA Rengganis, terdapat dua rangkaian KA yang beroperasi yaitu KA Rengganis dari arah Banyuwangi menuju Malang dengan nomor KA 262 dan KA Rengganis dari arah malang menuju Banyuwangi dengan nomor KA 265. Meskipun demikian, bagi saya pribadi, dua dari kecelakaan tersebut tidak dapat menjadi alasan atau bukti kuat mengapa KA Rengganis berhenti beroperasi. Bahkan kalau kita berbicara tentang KA Tawang Alun, saya rasa tidak jauh berbeda dengan KA Rengganis.

Interior kereta penumpang KA Tawang Alun
Saya pribadi pertama kali mengenal KA Tawang Alun di tahun 2006, dimana pada tahun tersebut saya harus dipindah sekolahnya dari Ponorogo ke Banyuwangi. Dari situ saya baru mulai mengenal KA Sritanjung, Mutiara Timur, Pandanwangi, Probowangi, Cantik Ekspres, dll. Namun satu yang saya kenang adalah KA Tawang Alung. Yang saya ingat dari KA Tawang Alun adalah, di tahun 2006 KA tersebut sudah ada, dan berjalan dari Banyuwangi menuju Malang menggunakan 4 kereta dalam satu rangkaiannya, dan menggunakan lokomotif seri BB301 (kalau tidak salah, karena waktu itu saya belum konsen pada spesifikasi loko dll sob). Yang membuat saya ingat betul dengan KA ini adalah, dimana kecepatan KAnya yang menurut saya jauh lebih lambat dibandingkan dengan KA lainnya yang pernah saya naiki di lintas Selatan seperti Jayabaya, Gaya Baru Malam Selatan, Bima, Argo Wilis, Mutiara Selatan, dll. Ada banyak kemungkinan, pertama adalah lokomotif yang digunakan dan kedua adalah kondisi lintas yang secara spesifikasi memang tidak mendukung jika KA digeber. Tapi saat saya naik KA Sritanjung maupun Mutiara Selatan KA dapat berjalan kencang, jadi asumsi saya kemungkinan adalah karena lokomotif yang digunakan. Itu sedikit pengalaman saya dengan KA Tawang Alun di tahun 2006 sampai dengan 2008.

Oleh karena itu, setiap kali ke Banyuwangi saya lebih memilih menggunakan KA Mutiara Selatan, karena kebetulan rumah juga di Mojosari, jadi cukup naik bis kuning ke Stasiun Bangil. Namun ketika saya kuliah di Malang di tahun 2012, saya melihat KA Tawang Alun tidak lagi berjalan menggunakan lokomotif seri BB, namun sudah ditarik menggunakan lokomotif CC201. Sehingga saat saya mencobanya dari Malang ke Banyuwangi, kecepatannya tidak lagi seperti pertama kali saya naik KA Tawang Alun. Dari situ saya melihat secara pandangan awam, bahwa tidak ada yang berubah banyak dari KA Rengganis ke KA Tawang Alun. Atau kemungkinan terakhirnya adalah alasan yang digunakan seperti halnya dengan pergantian nama dari Sumber Kencono menjadi SUmber Selamet dan Sugeng Rahayu. Yaitu untuk mengubah image atau citra di mata para penggunanya. Yaitu untuk memunculkan stigma baru dan spirit baru. Ini yang masih coba saya gali lebih dalam. Jika saya menemukan jawabannya, segera akan saya edit tulisan ini ya sob. Sampai jumpa pada tulisan dan postingan saya lainnya.

7 komentar:

  1. Seingat saya dulu rengganis jurusan Kediri-Banyuwangi,tapi kereta cuma sampai malang,jadi yg dri kediri ke malang/sebaliknya naik pentaran dhoho,yg waktu transitnya gak begitu lama. Cmiiw

    BalasHapus
  2. seingat saya Ka.Rengganis melayani Rute Banyuwangi - Kediri waktu itu dan saya pernah naik Ka.Rengganis dari Malang menuju kediri dan Loko yang berdinas waktu itu BB301 dan BB304

    BalasHapus
  3. seingat saya Ka.Rengganis melayani Rute Banyuwangi - Kediri waktu itu dan saya pernah naik Ka.Rengganis dari Malang menuju kediri dan Loko yang berdinas waktu itu BB301 dan BB304

    BalasHapus
  4. Setauku dulu BB 305 juga pernah narik KA Rengganis, cuma jarang

    BalasHapus
  5. Karena medan nya sungguh berat.. bangil ke lawang itu gradien 33 permil, lintas aktif tercuram saat ini di jawa.. perbandingan nya cirahayu 27 permil, nagreg 25 permil.. maka nya pelan sekali perjalan lintas tsb

    BalasHapus
  6. Berdasarkan sumber Wikipedia, disebutkan bahwa KA Rengganis sempat mengalami perubahan rute yang mungkin ini yang menjadi penyebab adanya KA Rengganis relasi Banyuwangi - Malang

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...