Selamat pagi sobat semua dan
Salam Spoor....!!!! Semoga pada pagi hari yang berbahagia dan cerah ini sobat
semua senantiasa dalam keadaan sehat dan bersemangat untuk menjalani berbagai
macam aktifitas yang ada di hari ini. Jika sebelumnya saya sudah bercerita
mengenai kisah-kisah mistis yang terdapat di beberapa lokasi yang ada di
Yogyakarta. Pada kesempatan kali ini saya juga masih akan bercerita mengenai
kisah mistis yang ada di salah satu stasiun yang juga masih berada di wilayah
Yogyakarta. Sebenarnya stasiunini sendiri masih berstatus stasiun aktif, yang
mana stasiun ini masih melayani perjalanan kereta api dan masih terdapat
petugas kereta api yang berjaga di sana. Meskipun demikian, ternyata stasiun
ini menyimpan banyak cerita yang jgua baru saya ketahui dari cerita-cerita
teman-teman komunitas saat sedang berkumpul ataupun bertemu. Nama stasiunini
sendiri adalah Stasiun Patukan yang berlokasi di daerah Gamping, Godean, Sleman
Yogyakarta (untuk Sleman atau Bantul saya juga masih tidak begitu paham,
stasiun ini masuk ke wilayah yang mana hehehe...). Namun yang jelas, stasiun
ini merupakan stasiun pertama yang akan sobat jumpai saat melakukan perjalanan
dengan kereta api ke arah Barat.
Stasiun ini merupakan stasiun
yang sering saya singgahi untuk hunting foto kereta api. Namun pada hari itu
saya baru mengetahui sisi lain dari stasiun ini. Yaitu saat salah seorang teman
saya bercerita mengenai kisah mistis yang ada di stasiun ini. Cerita pertama
dimulai dari jembatan kereta api yang berada di sisi Timur stasiun. Secara
sekilas memang jembatan ini tidak begitu terlihat jelas, karena jembatan ini
memang hanya menghubungkan dua sisi daratan yang terpecah oleh aliran sungak
kecil. Meskipun deikian, saya juga sedikit kaget bahwa saat pembangunannya dulu,
jembatan tersebut telah menelan tiga jiwa manusia yang digunakan sebagai
tumbal. Entah benar atau tidak, atau hanya sebagai rumor saja saya juga tidak
begitu tahu karena sekali lagi saya hanya menyampaikan apa yang saya dengar
tanpa harus mengurangi atau menambah-nambahi. Menurut teman saya tersebut,
ternyata tidak hanya jembatan tersebut, tapi hampir seluruh jembatan kereta api
yang dibangun pada masa Belanda semuanya tentu menggunakan tumbal. Namun untuk
jumlah tumbalnya sediri yang bervariasi.
Teman saya yang kuliah mengambil
jurusan arsitektur juga pernah mengatakan bahwa pada proyek-proyek besar,
praktek kubur tumbal juga masih ada yang dilakukan. Selanjutnya cerita kedua
datang dari bangunan bekas rumah dinas/ mess pegawati kereta api yang berada di
sisi Selatan stasiun. Bangunan tersebut memang sudah telrihat lama sekali tidak
disinggahi dan ditempati, kesan seram tentu secara otomatis meyeruak menjadi
sebuah cerita mistis. Untuk bangunan yang satu ini, teman saya bercerita, yang
mana informasi dari cerita itu sendiri dia dapatkan dari salah seorang temannya
yang dapat menerawang. Dirinya bercerita bahwa pada bangunan tersebut
banyaksekali didapatkan tuyul, kuntilanak, dan gedoruwo. Sebagai informasi
tambahan, bahwa bangunan asli Stasiun Patukan pada awalnya berada di sisi
Selatan atau di depan stasiun baru yang saat ini beropereasi. Namun saat
pembangunan jalur ganda, bangunan stasiun lama terpaksa dirubuhkan dan tanahnya
digali untuk menguruk jalur ganda Yogyakarta-Kutoarjo baru yang sedang dibangun.
Pada wilayah sisi Timur dari
stasiun itu sendiri merupakan fly over ring road Barat Yogyakarta, konon dari
cerita yang beredar dari teman-teman dan masyarakat sekitar. Lokasi tersebut
seritn kali digunakan oleh orang-orang yang sudah putus asa dengan hidupnya
untuk mengakhiri hidup dengan cara menabrakan diri ke kereta api yang sedang
berjalan dan melintas di lokasi tersebut. Saat saya mencoba engkonfirmasi pada
salah seorang teman saya yang dapat menerawang, dirinya membenarkan bahwa pada
lokasi tersebut memang sering kali digunakan untuk melakukan bunuh diri. Selain
itu, pada sebuah pohon besar yang terdapat di sisi Selatan bagian Timur stasiun
memang merupakan gerbang alam ghaib yang cenderung menjadi tempat makhluk halus
berkumpul.
Meskipun demikian sobat, saya
harapkan kepada sobat semua untuk tidak serta merta merasa takut. Hal ini
dikarenakan setiap makhluk memiliki alam dan kewajibannya masing-masing.
Intinya selaa kita tidak menganggu mereka, maka merekapun tidak akan mengnaggu
kita. Selain itu, jangan lupa untuk selalu berdoa saat akan keluar rumah dan
selalu meninggat kepada Tuhan yang Maha Esa. Nah sobat semua, mungkin hanya
sedikit tulisan sederhana ini yang dapat saya ceritakan kepada sobat semua.
Saya harapkan kepada sobat semua untuk terus mengikuti perjalanan saya hanya di
Dipo Lokomotif Mojosari. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jaya Selalu Kereta Api
Indonesia...!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar