orange

"WEB KA TERBESAR DI INDONESIA"-"UPDATE SETIAP HARI"-"WEB KA TERBESAR DI INDONESIA"-"UPDATE SETIAP HARI"-"WEB KA TERBESAR DI INDONESIA"-"UPDATE SETIAP HARI"-

Sepenggal Kisah Dari KA Jayabaya Selatan dan Hadirnya KA Jayabaya Reborn 2014

KA Jayabaya Reborn dihela CC206
Selamat dan semangat pagi sobat semua dan Salam Spoor...!!! Semoga pada pagi hari yang indah dan berbahagia ini, sobat semua selalu dalam keadaan sehat dan selalu bersemangat untuk menjalankan berbagai macam aktifitas yang ada di hari ini. Pada postingan sebelumnya saya sudah menceritakan mengenai sebuah cerita tentang KA yang merupakan "Sang Penguasa Jalur Kantong" yaitu KA Penataran.  Dalam postingan kali ini, saya akan berbagi sebuah kisah tentang KA Jayabaya. Pada tanggal 18 Oktober tahun 2014 silam, saya mendapat kabar bahwa pada hari tersebut telah diluncurkan kembali KA Jayabaya. Betapa senangnya saya yang ketika itu sedang kuliah di Yogyakarta, dimana KA Jayabaya hadir kembali dengan rute dan tampilan yang 100% baru dan berbeda dari Jayabaya pendahulunya. KA Jayabaya sendiri pertama kali hadir dengan dua KA Jayabaya dengan rute dan nama berbeda, yaitu KA Jayabaya Utara yang melayani rute dari Jakarta menuju Surabaya Pasarturi dan juga Jayabaya Selatan yang melayani rute Jakarta sampai dengan Surabaya Gubeng. Dimana kedua KA tersebut hadir pada 16 Januari tahun 1961. Kedua KA tersebut beroperasi dengan menggunakan layanan kelas bisnis. Tidak banyak literatur yang membahas mengenai KA Jayabaya ini di internet, selain tahun berhentinya operasi kedua KA tersebut, yaitu di tahun 2006 silam. Saya secara pribadi tidak banyak tahu mengenai KA ini kecuai dari pengalaman saya sewaktu kecil, selama menggunakan KA ini untuk pulang kampung dari Jakarta ke Mojokerto. Secara emosional, nama KA Jayabaya sangat melekat di hati dan pikiran saya, karena memang banyak cerita dan kenangan antara saya dengan KA tersebut. Butuh waktu bagi saya untuk dapat menceritakan apa yang tersisa dari memori yang ada di kepala saya tentang KA Jayabaya, terutama KA Jayabaya Selatan.
KA Jayabaya melewati tanjakan di Karanglo
Sekitar tahun 1996, sat itu umur saya masih sekitar 4 atau 5 tahun, ada beberapa nama KA yang melekat dalam pikiran saya, yaitu KA Gaya Baru Malam Selatan, KA Biru Malam, dan KA Jayabaya. Kenapa bisa demikian? Alasannya sederhana sob, karena memang hanya 3 KA tersebutlah yang pada saat itu memiliki relasi dari Jakarta sampai dengan Surabaya Gubeng, dan hanya KA Bima saja yang karena KA kelas eksekutif dan tidak berhenti di Stasiun Mojokerto. Jadi, kalau dulu saya naik KA Bima, tapi cuma perna sekali sob, di sekitar tahun 1999, selain itu saya naiknnya KA Jayabaya dan GBMS. Nah kembali ke cerita saya, kalau saya naik KA Bima dari Jakarta ke Mojokerto, maka saya harus turun di Surabaya Gubeng, karena memang KA Bima saat itu tidak berhenti di Stasiun Mojokerto, jadi saya dan keluarga harus putar balik kembali menuju Mojokerto. Karena harganya yang tergolong mahal, dan kurang efisien, maka keluarga saya lebih memilih KA kelas pertenahan yaitu Jayabaya, itu sebabnya kenapa setiap pulang kampung, saya selalu naik KA Jayabaya, dan kalau kepepet naiknya GBMS sob. Masi meletak di dalam pikiran saya, mengenai memori tentang KA Jayabaya adalah, KA ini berjalan menggunakan layanan kelas bisnis dan berliverykan biru tua dan hijau tua, dimana masih berlogokan huruf "Z" ala Perumka dan PT KA kala itu. Seperti layanan kelas bisnis pada masanya, KA ini dilengkapi kipas angin sebagai penyejuk udaranya, dan jendela yang masih bisa dibuka dengan cara diangkat ke atas dan ada juga yang diputar menggunakan putaran seperti yang ada pada pintu jendela mobil pada umumnya. 

KA Jayabaya Reborn relasi Malang-Jakarta (gambar 1)
Berangkat dari Stasiun Gambir Jakarta Pusat (dulu KA bisnis dan eksekutif naiknya dari stasiun Gambir sob), dihela menggunakan lokomotif CC201 berlivery merah tua dan biru tua, KA Jayabaya dari Jakarta berjalan pada siang hari, dan tiba di Mojokerto pada dini hari, sekitar pukul 4 pagi. Begitupun sebaliknya, KA Jayabaya berangkat dari Mojokerto pada sore hari, kalau sekarang ini mirip seperti jadwalnya Jayakarta lah sob, saya masih ingat betul, saya berangkat ke Stasiun Mojokerto dari Mojosari siang harian, sekitar pukul 2 dan KA berangkat pukul 4 sore. Masih detail banget dalam kepala saya jam pemberangkatannya, soanya setiap naik KA Jayabaya, saya selalu melihat ke jendela dan melihat posisi matahari sore. Sampai di Jombang juga masih ada matahari, apa lagi saat itu, kecepatan KAnya tidak seperti sekarng sob, dulu jauh sedikit lebih lambat, mungkin karena bantalannya yang masih kayu atau baja dan banyak sambungan atau bagaimana saya kurang paham detail teknis saat itu. Yang jelas ya itu sob, saya selalu melihat ke luar jendela dan juga menikmati hentak roda baja ketika melewati sambungan, sehingga terdengar bunyi seperti irama, dag,dag,dag,dag...dag..dag..dag...dag... dari arah lokomotif sampai dengan kereta terakhir.

KA Jayabaya Reborn relasi Malang-Jakarta (gambar 2)
Nah biasnaya kondektur sudah mulai memeriksa karcis ketika KA berangkat dari Stasiun Mojokerto, saat itu karcisnya masih ketikan sob, belum kayak sekaran gini. Gak hanya itu sob, rangkaian KA ini dulu juga dapat tuslah lho sob, makan dan minum di atas KA. Bahkan kalau mau nambah makan atau minum, makanannya ya di masak di atas KA, yang saya ingat ya dulu kalau gak beli nasi goreng, biasanya saya beli nasi rawon di atas KA, soalnya emang enak sob. Tidak lupa minumnya teh, nah teh itupun ya menggunakan gelas kaca sob. Jadi bener-bener macam di warung lah. Kadang sekarang ini sob, kalau saya naik KA, saya selalu terlintas, gimana ya caranya prama dulu itu bawa makanan dan minuman macam itu di tengah kerumunan penumang? wkwkwkkw, skillnya singadelawan sob. Nah ketika KA akan memasuki Stasiun Yogyakarta, biasanya saya mendengar alunan lagu "Sepasang Mata Bola" sob, hampir malam di Jogja.....ketika...keretaku tiba....remang..remang cuaca..... bla..bla.. itu tandanya KA memasuki stasiun Yogyakarta. Nah sampai disini yang saya kurang paham sob, karena setiap kali sampai di Jogja, saya merasa rangkaian ini entah ganti lokomotif atau bagaimana ya, karena memang agak lama dan selalu melakukan gerakan langsir. Kalau kata penumpang lainnya waktu itu, ganti lokomotif sob. Ya maklum sob, waktu itu saya masih umur di bawah 9 tahun, gak begitu paham perkereta apia, gak seperti temen-temen railfans sekarang, ya mungkin karena akses informasi dan teknologi yang terbatas juga.

KA Jayabaya Reborn relasi Malang-Jakarta (gambar 3)
Nah begitu, terus sampai dengan dini hari, KA sampai di Cirebon sob, terus berjalan, nah ini dia, waktu itu double trek yang dari Jakarta ke arah Cirebon belom selesai sob, masih dibangun waktu itu, saya inget betul itu, KA berjalana di sisi rel yang sedang dibangun. Saya bisa tahu kalau ada proyek double trek, berarti sudah lewat Cirebon dan mendekati Jakarta. nah sob, menariknya lagi itu, ketika KA akan memasuki Stasiun jatinegara sob, KA bakalan berhenti lama banget sob, kalau akta orang-orang sih nunggu antrian masuk, maklum aja sob, waktu itu masih sinyal dan wesel manual, jadi KA jarak jauh harus berbagi slot dengan KRL dan KA lokal lainnya, nah waktu seperti ini, banyak penumpang yang turun di jalan sob, kelaur dari area rel, lewat tembok yang ada lubangnya tuh, jadi kita gak turun di Stasiun jatinegarnaya, tapi turun sebelum Stasiun Jatinegara.. wkwkkwkw. Itulah sobat, sedikit cerita dari pengalaman saya tentang KA Jayabaya Selatan. Nah sekarang kita lanjut ke KA Jayabaya Reborn.

KA Jayabaya Reborn relasi Malang-Jakarta (gambar 4)
Pada tanggal 18 Oktober tahun 2014 silam, saat saya masih mengenyam pendidikan paskasarjana di Yogyakarta, saya mendengar sebuah kabar yang menggembirakan sob. KA Jayabaya  KEMBALI DILUNCURKAN... wwoouuwww, kata saya dalam hati. KA yang buat saya bayak menyimpan kenangannya KA yang buat saya banyak ceritanya, kembali hadir. Tapi sob.. ada tapinya nih, KA itu tidak lagi menggunakan rute lamanya sob, namun menggunakan rute baru yaitu dari Malang menuju Jakarta melalu jalur shortcut antara Surabaya Gubeng menuju Surabaya Pasar Turi dan terus berlanjut melalui jalur Utara pulau Jawa. Tidak hanya itu sob, KA Jayabaya Reborn, hadir , sebagai pelopor livery baru dan staformasi rangkaian baru, dimana terdapat kursi prioritas, dan juga diperkenalkannya livery yang bernama "air line", meskipun banyak kalangan railfans menyebutnya livery "selendang pecut". Gileeeee,, Jayabaya hadir kembali, mantaf, itu kata-kata saya yang hanya bisa menyimak kabarnya dan mendengarkan kabarnya dari media sosial. Nah sob, cerita tentang saya dan Jayabaya kembali berlanjut rupanya sob (njiirrr nulisnya sampe merinding wkwkwkwk).

KA Jayabaya Reborn relasi Malang-Jakarta (gambar 5)
Setelah program paskasarjana saya di Yogyakarta selesai, saya kembali ke Malang untuk bekerja, dan disinilah kisah saya dan KA Jayabaya kembali ditorehkan. Yaitu di bulan Maret tahun 2016 silam, ketika saya akan melakukan akad sob, padahal waktu itu saya sudah tinggal di Mojokerto sob, entah bagaimana ceritanya saya membeli tiket KA Jayabaya sob. Akhirnya, naiklah saya KA Jayabaya dari Sidoarjo ke Pekalongan (rumah calon), dan tahu gak sob, sebelum saya turun, seluruh kru yang dinas di kereta makan mengucapkan "selamat menempuh hidup baru ya mas" dari polsuska sampai praminya.. soo amazingg sob... Entah kenapa lagi, lagi nama Jayabaya seoalah telah begitu dekat dengan kehidupan saya sob. Kalau ada duta KA Jayabaya bolehlah saya mendaftar sob.. wkwkwkw. Mungkin itu aja ya sob, cerita saya tentang KA Jayabaya, nanti kisah lainya tentang KA ini saya ceritakan di postingan lainnya saja hehehe... Oh iya sob, ini beberapa foto dari rangkaian KA Jayabaya Reborn yang berhasil saya abadikan sob. Selamat menikmati.

KA Jayabaya Reborn relasi Malang-Jakarta (gambar 6)

CC206 menghela rangkaian KA Jayabaya

Kelas penumpang dan livery baru KA Jayabaya
Oke sobat, itu dia tadi sedikit kisah dan cerita saya tentang KA Jaybaya, jangan lupa untuk terus megikuti perjalanan saya hanya di Dipo Lokomotif Mojosari, karena masih ada banyak lagi kisah, foto nan indah, dan spot alam yang menarik untuk dinikmati. Sampai jumpa pada postingan lainnya sob.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...