Sudah lama sebenarnya saya ingin menulis dan meliput tentang perkereta apian yang ada di kawasan Kota Malang. Dan selama hampir kurang lebih empat tahun tinggal di Malang, baru pagi hari ini tanggal 2 januari 2014 saya bisa melaksanakan niat saya tersebut. Rencana jeprat-jepret hari ini sudah saya rencanakan dua hari sebelumnya, yaitu rute mana saja yang akan saya lewati dan bagian mana saja yang akan saya jepret dengan kamera.
Diambil dari samping PJL Blimbing
Maka setelah sholat subuh, saya bergegas untuk memanaskan sepeda motor saya dan meluncur ke TKP yang saya mulai dari Stasiun Blimbing. Saya memiliki kebiasaan buruk saat hunting, yaitu kurang percaya diri saat membawa kamera. Soalnya saya biasanya melakukan perburuan secara solo alias seorang diri. Ternyata rame-rame hunting foto itu lebih seru dari pada kalau sendirian ya.. hehe..
PJL Blimbing
Tapi tidak apa-apa, di lain kesempatan akan saya sempatkan untuk hunting foto secara berjama'ah bersama teman-teman RF yang lain. Ternyata Stasiun Blimbing memiliki kontur tanah yang lebih tinggi dibandingkan dengan Stasiun Malang Kota Baru yang hanya 444 DPL. Stasiun Blimbing memiliki ketinggian 460 DPL. Berarti Stasiun ini merupana Stasiun tertinggi dari tiga stasiun lainnya yang ada di Kota Malang.
Wesel sebelum memasuki Stasiun Blimbing
Stasiun ini hanya merupakan stasiun kecil tempat berhentinya kereta api lokal yang melayani koridor Malang-SBY. Menginggat memang tidak ada kereta api jarak jauh yang melintas di Stasiun ini selain KA Tawang Alun jurusan Malang-Banyuwangi PP. Namun kalau kita telusuri dari sejarah perkereta apian, sepertinya Stasiun Blimbing memiliki nilai historis tersendiri, karena di belakang stasiun ini terdapat jalur non aktif yang menghubungkan Malang ke wilayah Tumpang dan Bandara Abdurrahman Sholeh.
Stasiun Blimbing di pagi hari
banyak angkutan parkir di sekitar Stasiun Blimbing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar