Selamat pagi sahabat spoor semua, Salam Spoor...!!! Semog asaat membaca postingan saya kali ini sobat semua dalam keadaan sehat dan masih bersemangat untuk menjalani berbagai macam aktifitas di hari ini. Setelah saya mengajak teman-teman semua hunting di lokasi Stasiun Tarik sekarang pada postingan kali ini saya akan mengajak teman-teman semua untuk berjalan sedikit kearah Timur dari Stasiun Tarik. Sekitar 3 kilo ke Timur dari Stasiun tarik kita akan beretemu dengan Sta Kedinding. Saya sendiri secara tidak sengaja bisa menemukan stasiun ini, yaitu setelah menyusuri jalan kecil ke arah Timur.
Tampak bangunan stasiun dari arah Utara
Setelah lama menunggu kereta api yang tidak lewat lagi di Sta Tarik maka saya memacu motor saya ke arah Timur. Dan tanpa disengaja saya menemukan stasiun ini. Secara fisik stasiun ini tergolong pada stasiun kelas 3. Dan yang berhenti di stasiun ini hanyalah kereta api lokal saja. Stasiun ini memiliki 4 buah jalur rel, dimana jalur 3 merupakan jalur kereta api langsung. Yang membuat stasiun ini menarik adalah adanya alat seperti crane yang terletak di bagian Barat dari emplasemen stasiun.
Bangunan depan stasiun
Kalau saya perkirakan, sepertinya alat tersebut dulunya digunakan untuk menaik turunkan barang hasil bumi ataupun hasil perkebunan seperti tebu. Menginggat di dekat stasiun ini terdapat pabrik gula Watu Tulis. Maka saya juga memperkirakan dulunya terdapat persilangan antara jalur kereta api dengan jalur lori pengangkut tebu. Selain itu, di jalur satu dari stasiun ini masih terdapat jalur rel lama masa kolonial. Hal ini terlihat dari kondisi fisik rel kereta yang kecil dengan bantalan kayu dan penjepitny amasih menggunakan skrup.
Jalur rel lama yang masih bertahan hingga kini
Jalr rel ini terhubung ke jalur 1 stasiun
Perkiraan saya dulunya rel ini digunakan untuk bongkar muat hasil perkebunan
Jalur 1 stasiun yang masih mneggunakan rel lama
Kondisi-kondisi rel tersebut sudah tampak tidak terawat dan berkarat diseluruh bagiannya. Selain itu, dibagian Utara dari jalur rel juga, terlihat pintu pagar stasiun yang dapat dibuka tutup. Saya perkirakan dulunya jalur tersebut juga merupakan jalur kereta api yang menuju ke arah Utara. namun sayangnya jalur tersebut sudah tidak ada lagi, karena sudah terputus dan tidak terdapat bantalan rel. Sisa-sisa kejayaan kereta api hanya bisa say saksikkan dari bangunan-bangunan dan rel lama yang masih tersisa di sekitar lokasi.
Sambungan rel yang skrupnya sudah hilang dan berkarat
Penjepit batang rel masih menggunakan skrup
Bantalan kayu yang sudah lapuk dimakan usia
Tulisan dan lambang ini merupakan saksi bisu perjalanan dan reformasi tubuh PT KAI
Saya perkirakan dulunya pintu tersebut juga merupakan jalur rel yang keluar arah perkebunan
Kunci wesel yang masih manual dan bertahan hingga kini
Tampak wesel dari kejauhan
Semoga sedikit goresan ini dapat bermanfaat untuk menambah informasi dan
pengetahuan teman-teman khususnya yang berkenaan dengan dunia perkereta
apian. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih banyak atas kunjungan
teman-teman ke Dipo Lokomotif Mojosari. Sampai jumpa pada tulisan
selanjutnya dan Jaya Selalu Kereta Api Indonesia...!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar